Manaberita.com – KEPALA sekolah (Kepsek) SMK N 1 Sale di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah dibebastugaskan buntut pemungutan sumbangan infak pembangunan musala di sekolah.
Di sisi lain, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah menyatakan akan membantu pembangunan musala di sekolah itu usai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengklaim akan mengembalikan uang pungutan tersebut.
“Dia kita bebas tugaskan. Kemudian kita melakukan pengecekan dan minta (uang tarikan) untuk dikembalikan,” kata Ganjar dilansir dari detikcom, Kamis (13/7).
Ganjar mengetahui soal pungli tersebut saat berdialog dengan siswa dalam acara seminar di Pendopo Kabupaten Rembang, Senin (10/7). Video momen dialog itu ia bagikan di media sosial.
Dalam keterangan pers itu juga disebutkan Kepala SMKN 1 Sale ditarik ke Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah III Jateng. Kemudian dinas menunjuk pelaksana harian kepala sekolah.
Ganjar menjelaskan langkah tegas itu dilakukan agar hal serupa tidak terjadi di sekolah lain. Ia berharap masyarakat ikut melapor jika menemukan hal serupa.
“Makanya kita ambil tindakan tegas, jadi kita langsung Plh. Kita langsung tarik dulu, kita pindah dulu. Kemudian ini agar menjadi perhatian bagi semuanya untuk tidak main-main,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Uswatun Hasanah mengatakan penyelidikan dan pengecekan langsung dilakukan.
Uswatun menyebut SMKN 1 Sale mematok infak Rp300 ribu pada tahun 2022. Menurutnya, pungutan itu untuk pembangunan musala melalui komite sekolah.
Dari total 534 siswa, 460 di antaranya sudah membayar. Adapun 44 siswa tidak membayar karena tergolong tidak mampu. Selanjutnya, 30 siswa tidak membayar dengan pertimbangan sudah tahun keempat.
“Sampai saat ini dana yang terkumpul Rp130 juta dan telah digunakan pada 2022 untuk pembangunan musala. Pembangunan musala saat ini sudah mencapai 40 persen,” kata Uswatun saat ditemui wartawan di kantornya, Jalan Pahlawan, Semarang, Rabu (12/7).
Dia menambahkan, pihaknya akan membantu pembangunan musala itu.
“Insya Allah ada (bantuan), apalagi kalau untuk tempat ibadah. Nanti kita bantu untuk tempat ibadah,” imbuhnya.
Uswatun pun mengamini pentingnya keberadaan musala di sekolah. Meski begitu, pihaknya tak bisa menoleransi pungutan yang dilakukan kepada siswa. Menurutnya, hal ini merupakan masalah serius.
(Rik)