MANAberita.com – PRESIDEN RI Joko Widodo resmi melantik Budi Arie Setiadi dan Nezar Patria sebagai Menteri dan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, di Istana Negara, Jakarta, Senin (17/7).
Posisi Menkominfo sebelumnya sementara diisi oleh Menko Polhukam Mahfud MD usai Johnny G Plate dipecat imbas dari kasus korupsi proyek BTS dan infrastruktur BAKTI di Kominfo.
Mengutip CNN, sebelum dilantik menjadi Menkominfo dan Wamenkominfo, Budi Arie merupakan Ketua Umum relawan Jokowi, Projo, adalah Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Sementara Nezar merupakan Staf Khusus Menteri BUMN Erick Thohir.
Jauh sebelumnya, baik Budi maupun Nezar dikenal sebagai mantan aktivis mahasiswa di masa Orde Baru dan pernah berkarier di dunia wartawan. Dengan demikian, dua orang itu adalah sosok berlatar belakang wartawan pertama yang memimpin Kemenkominfo sejak era reformasi.
Budi Arie
Budi mulai dikenal khalayak luas saat membentuk Projo dan mendukung Jokowi di Pilpres 2014. Dia pendukung kental Jokowi. Budi kembali membantu memenangkan Wali Kota Solo tersebut pada Pilpres 2019.
Budi lahir di Jakarta, 20 April 1969. Lulus dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia pada 1996 lalu.
Selain menjadi relawan pendukung Jokowi, dia pernah menjabat sebagai Kepala Balitbang PDIP DKI Jakarta selama lima tahun pada 2005 lalu. Pria kelahiran 1969 itu juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPD PDIP DKIJakarta.
Jauh sebelum berpolitik, Budi muda dikenal sebagai mahasiswa yang aktif memimpin gerakan pelajar. Ia pernah menjadi Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) FISIP UI 1994 dan juga Presidium Senat Mahasiswa UI pada 1994-1995.
Ia juga pernah mendirikan dan membina Kelompok Pembela Mahasiwa (KPM) UI dan aktif dalam pers kemahasiswaan sebagai redaktur pelaksana Majalah Suara Mahasiswa UI pada 1993-1994.
Budi juga tercatat pernah berkecimpung di dunia kewartawanan. Periode 1994-1996, dia mengelola surat kabar mingguan Media Indonesia bersama sejumlah wartawan Tempo yang dibredel pemerintahan Soeharto.
Dia kemudian mendirikan surat kabar Bergerak yang sangat kritis pada 1998. Budi, bersama sejumlah seniornya, turut dalam pembentukan surat kabar mingguan bertema ekonomi Kontan. Dia menjadi jurnalis Kontan hingga 2001.
Nezar Patria
Nezar Patria juga dikenal pernah menjadi aktivis di era Orde Baru hingga jadi wartawan saat era reformasi.
Sempat menjadi aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD), lulusan S1 Filsafat Universitas Gajah Mada (UGM) itu jadi salah satu korban penculikan pada masa Orde Baru (Orba).
Nezar memulai kariernya sebagai wartawan di sejumlah media pada akhir-akhir tahun tumbangnya rezim Orba hingga 2020.
Mengutip dari laman profil Likendin miliknya, Nezar bergabung sebagai jurnalis Tempo kurun waktu 1999-2008. Dia lalu ikut mendirikan situs berita Viva.co.id dan menjadi manager editor di sana selama enam tahun dari 2008–2014.
Pada Juli 2014 hingga September 2015 atau satu tahun lebih, dia menjadi Wakil Pemimpin Redaksi di CNNIndonesia.com. Karier jurnalistiknya lalu dilanjutkan ke The Jakarta Post sebagai Digital Chief Editor hingga September 2020.
Dia juga pernah mengabdi sebagai anggota Dewan Pers selama kurun waktu 2013-2019.
Lepas dari The Jakarta Post, Nezar mulai masuk ke lingkaran kekuasaan dengan menjadi pemimpin perusahaan BUMN. Dia pernah menjadi Direktur PT Pos Indonesia (2020-2023), lalu menjadi komisaris PT Pegadaian dari April 2022 hingga saat ini.
Sejak April 2022 juga dia menjadi Staf Khusus Menteri BUMN Erick Thohir.
(sas)