Manaberita.com – WIWIN Winarsih (34), istri bos rongsokan bernama Sabar (37) yang meninggal usai menjadi korban penembakan orang tak dikenal mengungkapkan bahwa apa yang dialami suaminya bukan karena motif persaingan bisnis.
Wiwin mengatakan jika penembakan tersebut dipicu oleh masalah lama.
“Masalahnya, dulu sebelum sama saya, sama istri yang pertama, kasusnya. Masalah iri-irian. Suami saya dulu perangkat desa, orangnya baik, semua orang minta tolong ke suami saya semua. Sering tombok (mengeluarkan uang sendiri untuk membantu urusan warga). Nggak mau ambil uang dari rakyat,” kata Wiwin di rumah duka, Desa Wates Tani, Nguling, Pasuruan, Kamis (30/6/2022).
Sebelum berbisnis rongsokan, selama 10 tahun Sabar menjadi salah satu perangkat desa di Desa Wates Tani.
Karena dicintai warga, pria lulusan SMK ini didorong untuk maju mencalonkan diri sebagai kepala desa.
“Sejak saat itu Mas Sabar menerima banyak ancaman dan fitnah. Ancaman-ancaman sudah diterima sejak 6 tahun lalu. (Kata orang yang iri) ‘Kalau pulang ke sini, ke Pasuruan, mau dibunuh, badannya dibuang ke laut kepalanya digantung di depan.’Diteror setiap malam, setiap hari, sejak 6 tahun lalu,” ujarnya ditemui di rumah duka, Kamis (30/6/2022).
Karena hidup di bawah ancaman serta ketakutan Sabar pun memilih merantau ke berbagai kota. Hingga akhirnya 3 tahun lalu ia membangun bisnis rongsokan di Sidoarjo.
“Merantau ke mana-mana, namanya orang diancam, kan, takut. Tiga tahun lalu baru membangun usaha. Alhamdulillah mulai berhasil. Tapi akhirnya seperti ini,” ungkap Wiwin.
Sabar meninggalkan seorang istri dan 2 anak. Anak pertama Sl, gadis berusia 11 tahun yang merupakan buah hati dengan istri pertama dan serta S (5) anak laki-laki hasil pernikahannya dengan Wiwin.
“Ya, kami tinggal di sini sekarang. Di sana (Sidoarjo) kami ngontrak,” ujarnya.
(Rik)