Calon Bintara ‘Ditukar’ Saat Mau Pendidikan, Polda Metro Jaya Berikan Penjelasan

  • Senin, 30 Mei 2022 - 22:38 WIB
  • Nasional

Manaberita.com – SEORANG pemuda bernama Fahri Fadillah Nur Rizky (21) mengungkap keluhannya karena gagal mengikuti pendidikan Bintara Polri, padahal ia lulus seleksi ranking 35 dari ribuan peserta.

Fahri menyebutkan jika bawah ketika mau berangkat pendidikan Bintara Polri posisinya tiba-tiba ‘ditukar oleh siswa yang tak lulus’.

Melansir dari detikcom, Polda Metro Jaya pun memberikan penjelasan bahwa Fahri gagal pendidikan karena masalah buta warna pada saat dilakukan supervisi sebelum mengikuti pendidikan. Posisinya lalu digantikan oleh orang lain untuk memenuhi kuota didik.

“Tentang mekanisme pengganti itu berdasarkan petunjuk dari Polri. Pertama, terkait dengan kuota didik mengikuti pendidikan pembentukan Bintara Polri di Polda Metro, apabila 1) tidak memenuhi syarat, kemudian ranking di bawahnya naik,” kata Karo SDM Polda Metro Jaya Kombes Langgeng Purnomo dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (30/5/2022).

Langgeng mengatakan sistem pergantian itu pun telah sesuai prosedur. Dia memastikan tidak ada pihak yang diistimewakan dalam proses tersebut.

“Itu pun dilakukan mekanisme sidang terbuka juga, melalui wanjak (dewan analis kebijakan). Tambahan, satu ini bukan atensi, ini adalah langkah untuk memenuhi kuota didik. Prosesnya pun dilakukan secara prosedur dan melibatkan pengawas juga,” jelas Langgeng.

Baca Juga:
Delapan Dari 10 Anak Di Afrika Selatan Kesulitan Membaca Pada Usia 10 Tahun, Kenapa Ya?

“Ini (pengganti Fahri) bukan titipan,” Langgeng menegaskan.

Farih Batal Pendidikan karena Buta Warna

Sebelumnya Kabid Humas Polda Metro Jaya menjelaskan alasan Fahri gagal mengikuti pendidikan. Karena, setelah dilakukan supervisi, diketahui Fahri ternyata mengalami buta warna parsial.

“Berdasarkan surat dari Mabes Polri sebelum para peserta mengikuti pendidikan ada kegiatan supervisi yang dilakukan terhadap para peserta yang sudah lulus. Kemudian supervisi yang dipimpin ketua tim menyebutkan yang bersangkutan tidak memenuhi syarat dengan temuan buta warna parsial,” kata Zulpan dalam kesempatan yang sama.

Baca Juga:
Tersangka Mafia Minyak Goreng Bakal Diumumkan Polri

Zulpan mengatakan pihaknya pun mendalami temuan tim supervisi. Pada Januari 2022, Fahri didampingi keluarganya melakukan tes kembali di Ras Polri.

Namun, serangkaian tes ulang yang dilakukan kepada Fahri tetap menunjukkan pemuda tersebut memiliki buta warna parsial.

“Sudah diberikan kesempatan untuk tes ulang dan ketika tes ulang yang bersangkutan tadi tidak bisa mengikuti yang dilakukan. Kesimpulannya buta warna. Termasuk yang dilakukan di RS Polri hasilnya dinyatakan buta warna parsial. Yang bersangkutan sudah mengetahui apa yang menjadi penyebab tidak bisa jadi Bintara,” jelas Zulpan.

Dia menambahkan, masalah kesehatan mata menjadi salah syarat mutlak bagi calon anggota Polri untuk bisa lulus dalam seleksi hingga mengikuti proses pendidikan.

Baca Juga:
Polri Buka Suara soal Pengadaan Rp49 M untuk Gas Air Mata

“Jika ada anggota Polri yang memiliki kelainan kesehatan buta warna parsial dalam tugasnya di lapangan contoh jika dia bertugas mengatur arus lalu lintas maka tidak bisa membedakan atau melihat perbedaan lampu merah, kuning, hijau. Ini bisa berdampak pada keselamatan yang bersangkutan dan masyarakat dan banyak hal lain yang bisa ditimbulkan. Ini syarat mutlak,” katanya.

Sebelumnya curhat Fahri gagal mengikuti pendidikan Bintara Polri, viral di media sosial. Padahal Fahri dinyatakan lulus seleksi ranking 35 dari ribuan peserta.

Fahri mengungkapkan curhatannya itu melalui sebuah video. Ia kemudian meminta kebijakan kepada Presiden Jokowi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran.

(Rik)

Komentar

Terbaru