Kronologi Pengeroyokan Ade Armando oleh Massa di Depan Gedung DPR RI

  • Senin, 11 April 2022 - 20:15 WIB
  • Nasional

Manaberita.com – ADE Armando, Pegiat Media Sosial sekaligus akademisi Universitas Indonesia  (UI) menjadi korban luka-luka dalam kericuhan aksi demo massa di Gedung DPR RI, Senin (11/4/2022).

Dilansir dari Tribunnews.com, Ade mengalami kejadian mengenaskan. Wajahnya tampak dipenuhi darah dan dia tampak tidak mengenakan celana.

Ade saat ini tengah dirawat di dalam gedung DPR RI dengan penjagaan ketat dari kepolisian.

Belum diketahui secara persis penyebab pengeroyokan Ade Armando.

Namun berdasarkan potongan-potongan video yang beredar, dapat terlihat kronologi pengeroyokan Ade Armando.

Ade Armando sebelumnya mengaku hadir untuk mendukung aksi yang akan dilakukan rekan-rekan mahasiswa di gedung DPR RI.

Tampak Ade datang dengan menggunakan kaus berwarna hitam.

Ia mengaku akan mendukung aksi mahasiswa jika yang dituntut penolakan perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi 3 periode.

“Saya tidak ikut demo. Tetapi saya mantau dan saya ingin menyatakan mendukung,” kata Ade di lokasi.

Di tengah obrolan tersebut, Ade Armando didatangi sekelompok orang, di antaranya adalah ibu-ibu.

Ibu-ibu tersebut lalu meneriaki Ade Armando sebagai “munafik, buzzer, dan lain-lain”.

Ade Armando yang tidak terima dengan tudingan-tudingan tersebut mempertanyakan alasan “serangan” itu.

Situasi memanas, Ade Armando mulai dikerubuti sejumlah orang.

Beberapa orang di sekitar mencoba menyelamatkan Ade Armando dan menjauh dari kerumunan tersebut.

Namun di tengah jalan, massa yang tidak diketahui dari mana tersebut mulai memukuli Ade Armando.

Baca Juga:
Begini Sadisnya Rekonstruksi Penganiayaan Haringga, Mulai Masukan Besi ke Anus Hingga di Seret

Akibat aksi kekerasan itu, tampak Ade Armando babak belur. Celananya bahkan hilang.

Beruntung aparat kepolisian yang ada di dekat lokasi langsung bergerak mengevakuasi Ade Armando.

Alasan Ade Armando ada di lokasi demo

Dosen Fisip Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan, bahwa dirinya datang ke lokasi aksi unjuk rasa untuk mendukung demo mahasiswa pada hari ini.

“Saya tidak ikut demo, saya mantau. Dan ingin menyatakan saya mendukung (demo mahasiswa),” kata Ade di Jakarta pada Senin (11/4/2022).

Lebih lanjut, Ade mengungkapkan alasannya mendukung demo mahasiswa kali ini. Ade mendukung ihwal gugatan mahasiswa tersebut agar tidak ada perpanjangan masa jabatan presiden.

Baca Juga:
Hasil Visum Ungkap Kondisi Organ Vital Audrey yang Dianiaya 12 Siswi SMA

“Mau dukung kalau gugatannya adalah agar tidak diperpanjang supaya dihentikan tiga periode saya setuju,” ujar Ade.

Ade menambahkan amendemen UUD 1945 untuk memperpanjang masa jabatan presiden tidak pantas dilakukan.

Terlebih, adanya demonstrasi mahasiswa pada hari ini seharusnya menjadi pesan penting bagi partai politik yang mendukung penundaan Pemilu 2024.

Ade Armando meyakini jika wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden terus digaungkan, bukan tak mungkin gelombang penolakan akan semakin besar.

“(Alasannya) enggak pantes. Artinya sekarang sudah ramai, padahal baru 2022. Kalau harus diubah amandemen kan butuh waktu,” kata Ade.

Adapun dalam aksi demo yang diselenggarakan hari ini oleh BEM SI menargetkan 1.000 massa aksi.

Baca Juga:
TNI AL Buka Suara Soal Pria Dikeroyok Anggota Marinir di Kemang

Ribuan massa aksi disebut berasal dari 18 kampus, yakni UNJ, PNJ, IT-PLN, STIE SEBI, STIE Dharma Agung, STIS Al Wafa, IAI Tazkia, AKA Bogor, UNRI, Unand, Unram, PPNP, Undip, UNS, UNY, Unsoed, SSG dan STIEPER.

Koordinator BEM SI Kaharuddin mengungkapkan sejumlah tuntutan BEM SI dalam aksi demonstrasi tersebut.

Pertama, mendesak Jokowi bersikap tegas atau memberi pernyataan sikap menolak penundaan Pemilu atau masa jabatan tiga periode.

“Karena sangat jelas hal itu mengkhianati konstitusi negara,” ujar Kaharuddin.

Tuntutan kedua, mendesak Jokowi menunda dan mengkaji ulang Undang-undang tentang Ibu Kota Negara (UU IKN).

Ketiga, mendesak Jokowi menstabilkan harga dan menjaga ketersediaan bahan pokok di masyarakat.

Baca Juga:
Tak Terima Baterai Ponsel yang Dibeli 7 Bulan Lalu Tidak Bisa Dicas, 3 Pemuda Keroyok Pemilik Konter

Keempat, mendesak Jokowi mengusut tuntas para mafia minyak goreng dan mengevaluasi kinerja menteri terkait.

Kelima berkaitan dengan penyelesaian konflik agraria di Indonesia.

Keenam, mendesak Jokowi dan wakilnya, Ma’ruf Amin, berkomitmen penuh dalam menuntaskan janji-janji kampanye di sisa masa jabatannya.

Kapolri Sebut Ada Pengunjuk Rasa yang Bawa Senjata Tajam

Petugas kepolisian belum beberkan identitas dan motif para pemuda yang diamankan di Kawasan Monas, Jakarta Pusat saat hendak melakukan aksi unjuk rasa.

Diketahui, petugas kepolisian telah mengamankan puluhan pemuda dan beberapa diantaranya merupakan pelajar.

Baca Juga:
Remaja Menyerahkan Diri Ke Polisi Atas Kebakaran Sydney

Mereka diamankan di sekitar kawasan Monas, Jakarta Pusat dan mengaku hendak mengikuti aksi demonstrasi besar-besaran pada hari ini, Senin (11/4/2022).

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengatakan dari massa yang diamankan ada beberapa diantaranya yang membawa senjata tajam (sajam).

“Ya tadi ada beberapa yang diamankan dari beberapa wilayah sekitar Jawa Barat dan sebagainya, ada yang bawa sajam (senjata tajam) kita amankan,” katanya di Monas.

Meski menepis adanya massa yang membawa senjata api, pihak kepolisian masih terus melakukan sweeping untuk menghindari adanya penyusup dalam aksi unjuk rasa hari ini.

“Senjata api alhamdulillah sampai saat ini belum ada. Sedang didalami. Tentunya kita ingin mengamankan agar demo adik-adik mahasiswa bisa berjalan dengan baik, tidak ada yang menyusup dan tugas kami menjaga agar penyusup-penyusup itu bisa kita amankan,” pungkasnya.

(Rik)

Komentar

Terbaru