Ormas Copot Label Gereja di Posko Bantuan Gempa Cianjur

  • Minggu, 27 November 2022 - 21:25 WIB
  • Nasional

Manaberita.com – AKBP Doni Hermawan Kapolres Cianjur menjelaskan kronologi pencopotan label bantuan gereja di posko-posko pengungsian korban gempa Cianjur. Aksi pencopotan label gereja itu terjadi di empat wilayah pengungsian yakni di desa Cibulakan, Desa Genjot, Desa Telaga, dan Desa Sarampad.

AKBP Doni memastikan pencopotan bukan dilakukan oleh warga yang tinggal di posko pengungsian tersebut. Melainkan oleh Organisasi Masyarakat (Ormas) Garis yang berada di luar wilayah tersebut.

“Yang mencopot itu bukan masyarakat pengungsi. Masyarakat pengungsi menerima apa yang diberikan dari kelompok manapun, agama apapun,” ujarnya dikutip dari CNNIndonesia, Minggu (27/11).

Ia mengatakan para pelaku telah diperiksa dan diambil keterangannya terkait aksi tersebut. Doni memastikan pihaknya telah menegur seluruh pelaku yang terlibat dalam kegiatan itu.

“Jadi kita sudah dalami sudah kita panggil saya sudah ketemu dengan ormas ini yang saat itu melakukan pencopotan,” ujarnya

Berdasarkan keterangan pelaku, AKBP Doni mengatakan yang bersangkutan merasa khawatir ada niat dan tujuan lain yang dilakukan lewat penyaluran bantuan itu.

Kendati demikian, pihaknya sudah menjelaskan kepada ormas tersebut apabila seluruh bantuan yang ada sampai saat ini murni untuk tujuan kemanusiaan.

Baca Juga:
Gempa Magnitudo 5,4 di Jayapura, BMKG Jelaskan Penyebabnya

“Jadi sudah saya tegur, sudah saya pastikan mereka tidak akan melakukan tindakan itu lagi. Semuanya demi kemanusiaan,” jelasnya.

Sebelumnya beredar video viral di media sosial yang memperlihatkan deretan tenda biru dengan tulisan dari kertas di atapnya.

Sejumlah orang terlihat membongkar tulisan ‘Tim Aksi Kasih Gereja Reformed Injili Indonesia’ yang menempel di atap tenda.

Baca Juga:
Istri Bunuh Anaknya Karena Sakit Hati Diselingkuhi di Cianjur, Suami: Saya Nyesel Selingkuh

Bupati Cianjur Herman Suherman juga mengomentari aksi pencopotan itu. Kata dia hal seperti ini seharusnya tidak dilakukan karena kemungkinan pihak pemberi bantuan tidak punya maksud tertentu selain kemanusiaan.

“Pencopotan itu salah, tapi menonjolkan label juga tidak benar. Kita sama-sama saling mengerti, membantu secara tulus tanpa label di bantuannya. Saya harap ini tidak terulang, dan kita fokus pada penanganan kebencanaan hingga pemulihan nantinya,” tutupnya.

(Rik)

Komentar

Terbaru