MANAberita.com – KEDUA pendaki Gunung Merbabu asal Ngentak Kelurahan Kutowinangun Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga, yaitu Angga Wahyu Setiawan (16) dan Inggil Pangestu (16) menceritakan bagaimana mereka bisa bertahan hidup selama dua hari di jurang sedalam 400 meter di area Watugubuk, Gunung Merbabu.
Saat mendaki pemuda Angga yang memiliki tinggi 175 cm dan berat 70 kilogram ini mengenakan switer hitam, celana jeans biru dan memakai sepatu. Sedangkan Inggil yang lebih kecil postur tubuhnya memakai kaos hitam dengan lengan panjang berwarna putih, celana jeans hitam dan menggunakan sandal gunung.
“Supaya tidak kedinginan, saya menutupi kaki dan tangan dengan rumput,” tutur Angga.
Angga tidak meninggalkan Inggil yang berada di dasar jurang. Dirinya memilih bertahan dan berharap ada pendaki lain yang melintas agar dapat meminta pertolongan sebab ponselnya terjatuh dan tak bisa menghubungi temannya yang lain.
“Saya memilih menunggu dia (Inggil) di atas. Sempat menangis,” ujarnya.
“Saya memantau perkembangan Inggil dengan berteriak. Jika dia menyahut, berarti dia masih aman,” tambahnya.
Sebenarnya sebelum tersesat mereka sudah berusaha menelusuri pipa air yang mengarah ke perkampungan terakhir, yakni Dusun Tekelan, Desa Batur Kecamatan Getasan. Namun karena tidak paham medan dan cuaca berkabut, salah satu dari mereka terperosok ke jurang.
“Ternyata jalurnya buntu, dan Inggil jatuh ke jurang,” jelas Angga.
Amin Yahya, Koordinator Basarnas Pos SAR Surakarta berpesan kepada pendaki agar selalu mengutamakan keselamatan dengan meningkatkan kewaspadaan, ketersediaan logistik dan pengetahuan survival sehingga mampu bertahan dalam situasi yang ekstrim.
“Pastikan logistik aman serta cukup pengetahuan tentang survival sehingga jika terjadi kejadian yang tidak diinginkan dapat bertahan hidup lebih lama,” pesan Amin.
Saat ini keduanya sudah dievakuasi oleh Tim SAR ke Pos Pendakian Tekelan, Getasan kabupaten Semarang, Selasa (16/05/17) pukul 15.00 WIB. (nad)