Pernyataan Gus Miftah Saat Tampil di Tengah Pentas Wayang

MANAberita.com – PEMENTASAN wayang yang salah satu wayangnya menggunakan peci dan berjenggot sedang dikaitkan dengan Ustaz Khalid Basalamah di Ponpes Ora Aji, Sleman, asuhan Gus Miftah Maulana Habiburrohman menuai kontroversi.

Ternyata, dalam pementasan itu, Gus Miftah tampil dan memerikan pernyataan di tengah-tengah pertunjukan.

Dilansir detik.com, Selasa (22/2/2022), pentas wayang itu mengambil lakon ‘Begawan Lomana Mertobat’. Pertunjukan sepanjang 4 jam 16 menit itu dijalankan oleh dua dalang secara bergantian.

Baca Juga:
Mengaku Dibuntuti, Ibu dan Anak Ditemukan Tewas Mengenaskan, Pelakunya Ternyata….

Pada bagian awal dijalankan oleh dalang Ki Warseno Slenk. Di bagian akhir, digantikan oleh dalang lain.

Pentas itu juga dihadiri oleh banyak dalang Solo, Klaten, dan Yogyakarta. Tampil juga sejumlah komedian Yogyakarta, di antaranya Yati Pesek, Aldo Iwak Kebo, Alit Jabang Bayi, dan Wisky.

Pada sesi tampilnya tokoh Cangik-Limbuk, Gus Miftah tampil di atas panggung bersama Yati Pesek. Pada kesempatan itu, Gus Miftah sempat mengungkapkan bahwa acara tersebut digelar spontan setelah sebelumnya Ki Warseno Slenk dan Yati Pesek menghubunginya bahwa para seniman ingin berkumpul di pesantrennya.

Baca Juga:
Polres Probolinggo Komentari soal Polisi Tegur Wisatawan di Bromo

Gus Miftah kemudian mengungkapkan bahwa agama akan indah dengan budaya yang bagus. Dia pun mencontohkan dulu Walisongo membangun masjid di pinggir alun-alun, yang merupakan tempat kumpul banyak orang. Masjid lalu diberi gamelan sehingga, jika dibunyikan, orang akan datang berkumpul.

“Dalang berjasa berperan menjaga tradisi, menjaga tradisi budaya maupun budaya agama. Wayang itu menjadi bagian dari syiar,” demikian ujarnya.

[SAS]

Komentar

Terbaru