MANAberita.com – SEORANG desainer muda asal Gorontalo, Fachriel Djou tak menyangka jika terpilih untuk unjuk karya di Indonesia Fashion Week (IFW) 2023 yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC) pada 22-26 Februari 2023.
Di usia 16 tahun, mimpi Fachriel menampilkan sulaman khas karawo jadi terwujud. Saat gladi bersih pembukaan IFW 2023 di JCC, ia mengaku sudah siap memboyong 10 karya untuk ajang fesyen bergengsi di Indonesia tersebut.
Dunia fesyen ternyata bukan hal baru bagi Fachriel. Sejak di bangku SMP, mimpi menjadi fashion designer sudah ada di kepalanya. Namun, ada bimbang di benaknya karena stigma yang mengatakan bahwa pekerjaan tersebut hanya cocok untuk perempuan.
“Sudah dari SMP bermimpi jadi fashion designer. Saya bikin desain dan ilustrasi. Ketika sudah lulus SMP, saya ngomong ke orang tua meski masih dua hati karena ada stigma bahwa busana bidangnya perempuan. Orang tua saya ternyata mendukung,” kata Fachriel, mengutip laman resmi Pemerintah Provinsi Gorontalo, Selasa (21/2).
Desainer yang lebih kerap dipanggil Ayi itu mengaku tak menyangka bisa terpilih mewakili Gorontalo dalam IFW 2023. Apalagi kurator desainer saat itu sekelas Naniek Rachmat, wakil ketua APPMI, dan Tuti Cholid, desainer fesyen kenamaan.
Fachriel mengaku bahwa saat itu ia hanyalah ‘anak bawang’. Fachriel saat itu sempat bertanya kepada Naniek apakah dia bisa mewakili Gorontalo. Namun yang didapat hanyalah kalimat berupa motivasi. Naniek kala itu belum melihat kualitas desain Fachriel.
“Sampai pada suatu ketika, kami semua diberi pekerjaan rumah. Dikasih kain dan diminta didesain. Ternyata hasil saya memikat ibu Naniek dan ibu Tuti,” beber remaja kelahiran 10 Juni 2006 itu.
Karya-karya Fachriel juga mendapat apresiasi dari Naniek. Ia menilai Fachriel layak diberi tempat di IFW 2023.
“Anak kecil tadi, si Fachriel. Itu mendesainnya sangat indah, sangat bagus dan fresh. Tadinya dia ikut, kita paksa. Ibu Tuti bilangnya harus. Dia punya talenta,” kata Naniek pada suatu kesempatan saat berkunjung ke Gorontalo.
Fachriel unjuk gigi pada Minggu (26/2) tepat di hari penutupan bertajuk “Gorontalo’s Day”.
(sas)
