MANAberita.com — YOHANES Tolla, ayah almarhum Anthonius Gunawan Agung, pria yang memilih menyelamatkan pesawat penumpang Batik Air saat take off, hanya bisa meratapi jenazah anaknya, Minggu (30/09).
Matanya basah penuh haru namun tetap bangga pada anaknya yang sudah terbaring dirumah duka.
Mengutip Inikata, Yohannes Tolla mengaku seminggu sebelum kejadian yang merenggut nyawa anaknya tersebut sempat menghubungi Anthonius, meski lokasinya terbilang susah mendapatkan jaringan telepon, lantaran berada di perbatasan Papua New Guinea.
Kendati begitu ia tetap menghubungi Anthonius pada 21 September lalu lantaran merasa rindu pada anak laki-lakinya itu.
Kendati begitu, saat mendapatkan kabar adanya gempa dan tsunami di Palu, ia gelisah dan mencoba menghubungi Anthonius, namun sudah tidak ada sambungan.
“Saya dapat informasi (almarhum meninggal) dari ibunya, karena kebetulan saya lagi ada tugas di perbatasan PNG, agak susah sinyalnya disana,” ujarnya dengan suara berat.
Kendati begitu ia mengiklaskan anaknya yang pada Senin besok akan dikebumikan, alasannya sang anak sudah memberikan pengorbanan yang tidak terkira.
“Itu kebanggaan yang ditinggalkan Agung bagi kami dan bagi orang-orang yang merasa telah diselamatkan oleh Anthonius, saya bangga dan saya iklas,” pungkasnya.
Diketahui, Anthonius Gunawan Agung sendiri adalah petugas Air Traffic Controller (ATC) Air Nav Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu.
Almarhum Anthonius meninggal dunia usai memastikan pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID 6231 bisa terbang saat gempa berkekuatan 7,7 SR mengguncang Palu.
Berdasarkan informasi yang diterima, meski gempa Anthonius tetap duduk di kursi tugasnya di menara kontrol. Bagaimana tidak penerbangan pada pukul 17.55 WITA tersebut sudah bersiap untuk lepas landas. (Dil)
(Sumber: Inikata)