MANAberita.com — PERASAAN wanita adalah sesuatu yang amat sensitif dan tak mudah ditebak, karenanya tak jarang ‘si wanita’ melakukan hal aneh demi menarik perhatian pasangannya.
Seperti yang dilakukan Chen (33) ibu asal Yueqing China yang rela memanipulasi penculikkan anaknya demi mencari perhatian suami, seperti diwartakan laman Odditycentral dikutip dari Pantau.com, Minggu (09/12).
Beberapa hari lalu Chen, melaporkan kehilangan anaknya Huang (11) kepada polisi setempat, lengkap dengan ciri, wajah, serta pakaian terkahir yang dikenakan si anak.
Tak berapa lama, kasus ini ditetapkan sebagai prioritas utama kepolisian secara nasional, dan memancing pemberitaan di seluruh China. Akibatnya banyak simpati yang berdatangan, serta dukungan masyarakat agar polisi memberikan yang terbaik. Jadilah polisi mengerahkan berbagai sumber daya dan segalanya.
Terlebih kasus ini menjadi menarik perhatian karena sebuah sayembara juga digelar, dengan janji 500 ribu Yuan atau setara 72 ribu dollar akan diberikan kepada masyarakat siapapun yang bisa memberikan informasi keberadaan sang anak.
Memasuki hari kelima pencarian, polisi menemukan fakta bahwa Cheng telah berbohong sejak awal. Rekaman CCTV tempat dugaan penculikan ditemukan menunjukkan seorang ibu muda menyuruh Huang untuk menunggu di mobil lain, sementara si ibu membuat laporan palsu ke kantor polisi.
Kemudian polisi melakukan penelusuran ke sebuah desa dan Huang ditemukan dalam keadaan baik dan sehat dibawah perawatan kerabatnya di desa.
Akibatnya, Cheng ditahan dan didakwa telah menyebarkan hoax atau berita bohong yang membuat negara harus mengerahkan segala sumber daya, sehingga negara merugi.
Uniknya, dari hasil investigasi polisi alasan Cheng melakukannya karena baru saja bertengkar dengan sang suami, dan berniat mengetes rasa cinta suaminya kepada ia dan anaknya.
Sementara itu, di China sendiri kasus penculikan memang cukup sensitif, karena banyak kasus yang terjadi anak-anak yang diculik sangat sedikit yang bisa kembali, karena maraknya perdagangan manusia atau perdagangan organ dalam secara ilegal. (Dil)