Tergiur Oplas Murah dan Abal-Abal, Puluhan Wajah ini Bergelombang dan Tidak Bisa Diperbaiki

Korban oplas
Korban oplas

MANAberita.com — MAKSUD hati ingin cantik secepatnya dengan biaya semurah-murahnya, apa daya tragedi yang didapat. Bagaimana tidak, bukannya berubah rupawan, operasi tadi malah membuat wajah jadi bergelombang. Demikian yang dialami belasan pasien seorang dokter bedah kosmetik asal Brasil yang kini ramai-ramai melayangkan tuntutan.

Dikutip dari DailyMail kemarin, para pasien tersebut menuntut dr. Wesley Murakami yang biasa melakukan praktik di sebuah klinik di Goiania. Sang dokter disebut melakukan injeksi eksesif ilegal dan menggunakan filler Metacryl serta resin sintetik polymethyl-methacrylate (PMMA) dalam prosedur bioplasty.

Korban mengklaim mereka dibujuk melakukan perawatan dengan janji wajah kencang dan mulus. Namun saat hasilnya membuat mereka ketakutan, tak kurang dari 40 orang pasien menyatakan tak akan membiarkan pelaku begitu saja. Mereka mengalami pembengkakan jangka panjang yang sangat merusak wajah dengan kemungkinan tak bisa kembali berparas normal.

Dan tanpa kemungkinan operasi koreksi karena tak mungkin membalik prosedur sepenuhnya, banyak yang kini depresi dan berniat bunuh diri. Menurut Dewan Kedokteran Brasil, penggunaan produk yang dikenal dalam industri sebagai PMMA hanya boleh disuntikkan dokter dalam batas yang ditentukan yaitu lima mililiter.

Dianggap sebagai zat yang sangat berbahaya, klinik kosmetik di Inggris dan Amerika Serikat menolak penggunaannya dan memperingatkan jika tetap dilakukan maka sangat berisiko. Minggu ini beberapa korban dengan berani memosting foto-foto konsekuensi mengerikan dari prosedur kecantikan tadi. Selain menunjukkan wajah yang rusak, mereka bersumpah untuk memastikan izin praktik sang dokter dicabut permanen.

Baca Juga:
Tak Hanya Digadaikan Demi Uang 250, Lasmini Juga Kerap Disiksa Hori Pakai Sabit

Perawatan kosmetik seharga ribuan dolar itu kini berujung perawatan dengan biaya tiga kali lipat untuk mengurangi efek kerusakan. Di antara korban, Alexandre Garzon menggugat Murakami untuk 7.000 reais (Rp 27 juta) atau setara yang dibayarkan untuk pembedahan. Namun dia belum menerima kompensasi.

Pengusaha berusia 35 tahun ini memiliki wajah bergelombang sejak tahun 2014 dan baru sekarang berani menatap cermin. Saat itu ia berniat mengobati bekas jerawat dengan bioplasty wajah. “Dokter Wesley Murakami mengatakan wajahku akan terlihat sangat mulus dan semua bekas jerawat akan hilang.”

Dia mengaku ceroboh tak mencermati prosedur dengan teliti sebelum menjalani operasi. “Tapi dia tak menjelaskan jika hasil prosedur ini tidak dapat diubah. Kupikir seperti Botox dan secara bertahap akan kembali normal,” ucapnya. “Saat tahu hasilnya di cermin, aku sangat ngeri. Kupikir akan membaik tapi berbulan-bulan tak ada perubahan.”

Baca Juga:
Diduga Sakit Hati, Pria di Makassar Nekat Membegal Mantan Istri

Dia hanya diberi topeng untuk menutupi wajah dan empat tahun melakukan pengobatan Corticosteroid untuk koreksi, Alexandre akhirnya menerima kenyataan wajahnya tidak akan pernah sama lagi.

Korban lain, seorang guru mengaku meminta bantuan dokter untuk mengurangi cacat wajahnya. Namun zat yang diinjeksi Murakami secara radikal mengubah bentuk wajahnya. Dia nyaris bunuh diri akibat trauma kehilangan wajahnya.

“Wajahku terdistorsi. Aku malu ke sekolah dan tekanan mengajar memperparah pembengkakan,” ujar korban berusia 28 tahun yang menolak disebutkan identitasnya ini. “Aku akan menutupi wajah dengan rambut dan orang-orang menatapku aneh karena aku selalu melihat ke bawah berbicara.”

Dokter Sérgio Conceição dari Masyarakat Bedah Plastik Brasil (SBCP) di Goiás mengungkapkan, Murakami tampaknya tidak memiliki kualifikasi spesialis untuk menjalankan praktik dan kliniknya tak terdaftar di badan profesional mana pun.

Baca Juga:
Miris! Tak Peduli Tempat, Para Pelajar ini Bikin Tik-Tok Saat Proses Belajar Mengajar

“Produk yang digunakan bukan zat yang bisa terserap, selain memicu reaksi peradangan. Sangat penting untuk menekankan prosedur ini tidak bisa dilakukan oleh mereka yang bukan spesialis,” katanya

Ahli bedah plastik Alan Bernacchi dari SBCP menambahkan, metakrilat dalam operasi yang dipilih Murakami hanya boleh digunakan dalam rekonstruksi, seperti pengecoran tulang yang retak. “Metakrilat dapat menyebabkan penghalang, nekrosis, emboli paru hingga berujung kematian,” katanya.

“Setelah disuntikkan cairan ini berubah menjadi plastik silikon tanpa kelenturan apa pun. Jika akrilik ini mengenai saraf kaki dan bersimbiosis dengan otot maka dapat menyebabkan peradangan kronis. Akibatnya dokter harus mengangkat dan memotong semuanya, termasuk otot dan saraf agar pasien dapat bertahan hidup,” tegasnya.

Seperti yang lain Alexandre kini hanya bisa menyesal. “Sepanjang hidupku plastik ini akan selamanya menyatu di wajahku. Pelaku harus dihentikan jika tidak dia akan terus merusak kehidupan banyak orang,” ujarnya. Hingga kini belum ada kelanjutan pasti mengenai kasus ini. (Zee)

Komentar

Terbaru