MANAberita.com — DIDUGA lantaran cinta ditolak, akhirnya pisau yang bertindak. Begitulah kisah tragis yang dialami Andriana Yubelia Noven Cahya Rezeki alias Noven, siswi SMK Baranangsiang yang tewas ditusuk hingga terkapar dekat kosannya di Gang Masjid Raya Bogor.
Setelah sebulan kasusnya berlalu tanpa kepastian polisi, misteri kematian Noven pun diungkap blakblakan oleh salah seorang paranormal Bogor yang sempat didatangi arwah Noven.
Adalah Roni Shangyang Naga. Lelaki yang dikenal sebagai ahli supranatural itu buka-bukaan soal kasus Noven yang hingga kini belum diungkap polisi. Menurutnya, pelaku dan korban Noven sudah saling mengenal.
Bahkan pasca-pembunuhan terjadi, ia pun langsung mendapat penerawangan soal jejak terduga pelaku. Termasuk detik-detik terduga pelaku itu kabur meninggalkan Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Mengutip Metroplitan, Roni dengan rinci menjabarkan ke mana terduga pelaku itu melarikan diri. Mulai dari menumpang angkutan kota (angkot) jurusan 03 ke arah Ardio menuju rumah temannya. “Di sana pelaku sempat ganti baju karena ada noda darah,” kata Roni.
Sampai akhirnya terduga pelaku itu langsung menuju Stasiun Bogor dengan tujuan Bojonggede. Roni pun mengaku sudah sampaikan hal itu (ke polisi, red) tepat sekitar dua hari pasca-pembunuhan. Namun, polisi seperti tidak menghiraukannya. Selang satu minggu kemudian, baru pihak kepolisian cek kronologis yang ia berikan dan ternyata betul semua.
”Saya sampai bilang profesi pelaku itu pekerja di salah satu tempat makan dan motifnya membunuh karena sakit hati,” ungkapnya.
Menurut Roni, jika arahannya dilakukan dengan segara, mungkin saat ini pelakunya sudah tertangkap. Sebab saat melarikan diri, kaki pelaku sempat terkilir terkena anak tangga.
”Kalau waktu itu dilakukan kan lebih mudah. Tinggal dilihat saja kakinya, benar tidak kaki dia terluka atau terkelir. Kalau benar, itu pelakunya. Apalagi saat melakukan pembunuhan, pelaku saat itu sedang izin tidak kerja, itu bisa ketahuan,” bebernya.
Roni juga bercerita belum lama ini ia sempat didatangi mendiang Noven. Namun lantaran kasus pembunuhan tersebut terbilang cukup lama, ia mengaku kesulitan untuk berkomunikasi.
“Kalau sekarang sudah sulit untuk diterawang. Paling nanti tepat dengan 40 harinya. Jin dan ruh itu beda, kalau ruh biasanya berkata benar. Kita bisa berkomunikasi dengan ruh mendiang Noven nanti di saat tepat 40 harinya (17 Februari 2019, red),” paparnya.
Secara keseluruhan, Roni sudah menjelaskan semuanya kepada pihak kepolisian. Baik itu kronologis pembunuhan, profesi pelaku, pelaku lari ke mana hingga bertemu siapa. Semuanya sudah ia jelaskan sedemikian rupa dan hal tersebut benar adanya. Ia juga sangat menyayangkan akan tindakan pihak kepolisian yang terbilang kurang sigap dalam melakukan pendalaman dan penyelidikan kasus pembunuhan tersebut.
Seharusnya, tutur Roni, didalami lagi. Diperiksa satu per satu kembali di kemudian hari. Akurkan pengakuan awal perkataan saksi, sama atau tidak dengan pengakuan sebelumnya.
”Apa yang saya sampaikan kepada pihak kepolisian adalah keterangan yang saya dapatkan dari hasil penerawangan saya,” ujarnya.
Roni pun memberi saran kepada pihak kepolisian untuk memanggil kembali 29 saksi yang sudah dimintai keterangan. Hal itu dilakukan guna mendalami lagi keterangam dari 29 saksi yang ada.
”Cari mana saksi yang benar mirip dengan pelaku, ada kaitannya dengan kasus ini dan yang paling identik dengan ciri pelaku. Kedua, panggil 29 saksi, foto di tempat kejadian pembunuhan dengan menggunakan baju, celana yang sama yang digunakan pelaku, lengkap dengan posenya dan amati lewat CCTV,” tutupnya.
Namun, belum ada keterangan resmi dari polisi mengenai informasi yang diberikan sang paranormal. Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Hendri Fiuser mengaku hingga kini belum bisa memberi keterangan apa pun terkait perkembangan kasus pembunuhan tersebut. Kapolresta juga mengaku belum melakukan pemanggilan saksi tambahan guna melengkapi keterangan sebelumnya.
“Belum ada perkembangan apa-apa. Penambahan barang bukti dan pemanggilan saksi juga tidak ada,” katanya saat dikonfirmasi Metropolitan, kemarin.
Hal berbeda justru disampaikan Wakasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Surya. Surya mengaku sama sekali tidak mengetahui secara rinci kasus penusukan yang menewaskan Andriana Yubelia Noven Cahya Rezeki. Terlebih ia mengaku hingga kini belum pernah sekali pun melihat berkas kasus pembunah tersebut.
“Barang bukti dan saksi saya belum tahu, saya tidak paham betul dengan kasus ini. Boro-boro saya tahu, lihat berkasnya saja saya belum,” kata Surya.
Meski begitu, hasil penerawangan sang paranormal rupanya sama dengan apa yang duicurigai Riri (nama samaran), teman dekat Noven yang kerap jadi tempat curhat.
Riri mengaku mencurigai salah seorang pria yang tak lain merupakan salah satu alumni SMK Baranangsiang. Terduga pelaku itu merupakan senior Noven. Bukan sembarang curiga, menurut Riri, kakak kelas terduga pelaku itu diketahui pernah mengutarakan cintanya kepada Noven namun ditolak. “Karena waktu itu Noven pengin fokus belajar,” terang Riri.
Namun, alasan itu seolah membuat terduga pelaku tak terima. Sebab, nyatanya Noven diketahui menjalin hubungan dengan pria lain. “Mungkin gara-gara itu dia habisin nyawa Noven,” ucap Riri.
Itu pun ditambah dengan adanya kemiripan fisik antara terduga pelaku dengan sosok pria yang ada dalam rekaman CCTV. “Saya sudah bilang ke polisi kalau saya curiganya itu kepada pria itu. Soalnya fisiknya dengan pelaku itu sangat mirip. Tuh lihat, mirip kan,” imbuhnya sambil menyodorkan foto terduga pelaku dengan rekaman CCTV.
Sementara itu, rasa sedih masih diperlihatkan Yohanes Noven, ayahanda mendiang Noven. Yohanes sempat bercerita tentang kejadian pasca-sepeninggal mendiang putrinya beberapa waktu lalu. Kepergian sang kakak rupanya memberi rasa trauma tersendiri kepada sang adik, Prawita, yang masih duduk di salah satu SMP di Bandung. “Biasanya adiknya itu kalau pulang sekolah berani sendiri naik angkutan umum. Tapi kalau sekarang pasti pulang dari sekolah ke kantor saya karena tidak berani pulang sendiri,” ucapnya.
Yohanes juga mengaku kecewa dengan pihak kepolisian lantaran hingga kini kasus pembunuhan yang menimpa anak pertamanya belum juga menemui titik terang. Tak hanya dari pihak keluarga, kekecewaan juga turut dirasakan para alumni SMK Baranangsiang. Sejumlah warganet hingga kini masih menunggu kepastian dan kelanjutan kasus yang tengah menimpa wanita yang dikenal mudah bergaul di lingkungannya tersebut. “Kami ingin kasus ini segera diusut sampai tuntas,” harapnya.(Dil)