MANAberita.com — BEREDAR isu motif pembunuhan guru honorer di Kediri bernama Budi Hartanto, 28, bermotif asmara LGBT .
Pertanyaan tersebut ternyata belum bisa terkonfirmasi ke pihak kepolisian.
Namun polisi memastikan, kawan-kawan dekat mendiang Budi Hartanto yang dipanggil polisi sebagai saksi semuanya laki-laki.
Dan semua yang bersaksi di depan polisi berperilaku ‘gemulai.’
Meski demikian, polisi tak mau gegabah menyimpulkan kaitan perilaku para saksi dengan dugaan motif asmara LGBT di balik pembunuhan jenazah tanpa kepala, Budi Hartanto.
Memang polisi mengaku mendengar ada isu bahwa kematian guru honorer Budi Hartanto terkait LGBT, namun sejauh ini polisi belum menemukan bukti-bukti mengarah motif LGBT.
“Info yang berkembang (di luar) memang seperti itu, kebetulan rekan-rekan korban kebanyakan seperti itu (gemulai). Namun kami tetap sesuai fakta. Karena hasil otopsi dari forensik juga belum keluar,” ujar Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono, melansir Tribunstyle.
Foto kenangan almarhum Budi Hartanto saat usai mengikuti wisuda (kanan) dan semasa hidupnya (kiri). Jasad Budi Hartanto, guru honorer asal Jl Tamansari, Kota Kediri ditemukan dalam koper di bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Rabu (03/04).
Polisi sudah memeriksa sejumlah teman, Budi Hartanto (28), korban mutilasi yang mayatnya dimasukkan dalam koper dan ditemukan di pinggir sungai Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Sejumlah teman korban yang diperiksa sebagai saksi semua pria dan bertingkah gemulai (kemayu).
Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono mengatakan sudah ada lima teman korban yang dimintai keterangan sebagai saksi.
Kelima teman korban yang diperiksa sebagai saksi semua laki-laki.
“Kami juga sudah meminta keterangan dari keluarga,” kata AKP Heri Sugiono, Kamis (04/04).
Soal informasi yang berkembang di luar kalau korban LGBT, Heri enggan berkomentar lebih jauh.
Tapi Heri juga tidak menyangkal soal informasi yang berkembang di luar itu.
Sedangkan sosok korban sendiri juga dikenal sebagai pria yang berperilaku seperti perempuan atau gemulai.
Hal itu juga disampaikan kerabat korban, Surahmat, kepada wartawan saat berada di kamar jenazah RSUD Mardi Waluyo, Kota Blitar.
“Budi (korban) mbanceni (gemulai), tapi orangnya baik, ramah dengan warga, supel bergaul dan baik dengan orang tua,” kata Surahmat.
Sebelumnya, polisi sudah mengetahui identitas mayat pria tanpa kepala di dalam koper yang ditemukan di pinggir sungai bawah jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Rabu (03/04).
Korban bernama Budi Hartanto (28) asal Jl Taman Melati, Mojoroto, Kota Kediri. Korban merupakan guru honorer di salah satu SD di Kota Kediri.
Korban juga dikenal sebagai instruktur tari alias guru tari. (Alz)