MANAberita.com – KISAH seorang siswa bernama Karim Maullah (10), siswa kelas 3 sekolah nonformal Masjid Terminal (Master) Depok viral di media sosial.
Hal ini dikarenakan bocah kelas 3 SD tersebut mengaku setiap hari harus berangkat sekolah pukul 03.00 WIB pagi karena jarak sekolah yang jauh dari rumahnya.
Dan meski dia mengenakan seragam sekolah, namun dia hanya mengenakan sandal karena tidak memiliki sepatu.
Melansir Intisari Online, ada kabar terbaru mengenai Karim Maullah. Setelah viral, Karim mendapat uluran dari sejumlah pihak yang berniat membantunya.
Hal tersebut seperti kabar yang dibagikan akun Instagram @komunitasindonesiamemberi, pada Jumat (26/04).
Setelah negosiasi dengan nenek Karim, akhirnya mereka mau di pindahkan dan dicarikan kontrakan di Depok yang dekat dengan Sekolah Master tempat Karim menuntut ilmu.
Selama ini Karim yang tinggal di Jl Angkasa Gang Motor Pool RT.13/06 Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Jakarta Pusat bersekolah di sekolah nonformal Masjid Terminal (Master) Depok.
Sekolah Master adalah singkatan dari Sekolah Masjid Terminal merupakan sekolah gratis untuk anak-anak jalanan yang berlokasi di Terminal Terpadu Depok.
Bocah kelas 3 SD tersebut mengaku setiap hari harus berangkat sekolah jam 03.00 WIB pagi karena jarak sekolah yang jauh dari rumahnya.
“Jam 3 pagi sudah berangkat dari rumah. Saya piatu, pulang pergi sendiri,” ujar Karim.
Dalam foto yang berdear Karim tampak tak mengenakan sepatu, ia hanya memakai sendal dan membawa tas berisi peralatan sekolah.
Karim tak memakai sepatu karena neneknya tak memiliki uang untuk membelikannya.
Bahkan sehari-hari saat ke sekolah, Karim tak diberi uang jajan. Hanya ongkos untuk naik KRL.
“Saya ga punya sepatu, Ga dikasih uang jajan, cuma dikasih uang ongkos pulang pergi doang,” kata Karim.
Diketahui Karim tinggal bersama dengan nenek dan kakeknya di Kemayoran.
Nenek karim saat ini hanya di rumah karena sakit dan susah berjalan.
Sementara sang kakek, sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek di Kemayoran.
Ibu karim telah lama meninggal dunia, sementara sang ayah bekerja sebagai kuli bangunan di Manggarai.
Meski dalam kondisi berketerbatasan, Karim tetap semangat bersekolah untuk menuntut ilmu. (Ila)