Siswi SMP di Lubuklinggau Tewas Ditikam Saat Pulang Sekolah, Sempat Kirim Pesan ini Pada Kakak!

  • Sabtu, 18 Mei 2019 - 14:38 WIB
  • Kriminal
Pembunuhan kasus Wiwik

Pembunuhan kasus Wiwik

MANAberita.com– POLRES Lubuklinggau tengah bergerak cepat untuk mengungkap pelaku kasus pembunuhan Wiwik Wulandari, siswi SMP Negeri 4 Lubuklinggau.

Wiwik Wulandari ditemukan tewas di parit Kelurahan Lubuk Tanjung, Kecamatan Lubuklinggau Barat II, Jumat (17/05), sekitar pukul 13.10 WIB.

Wiwik Wulandari diduga menjadi korban pembunuhan. Di perutnya ditemukan bekas luka tusuk.

Jasad Wiwik Wulandari sempat membuat heboh warga Lubuk Tanjung, Kota Lubuklinggau.

Isak tangis haru keluarga korban mulai pecah setelah pihak kepolisian dari Polres Lubuklinggau membuka kantong jenazah.

Keluarga korban yang sejak siang melakukan pencarian langsung menangis setelah melihat wajah korban dan ternyata benar itu adalah keluarganya, adik mereka Wiwik.

Mengutip Grid, Kapolres Lubuklinggau AKBP Dwi Hartono didampingi Kapolsek Lubuklinggau Barat Iptu Suryadi langsung meninjau lokasi penemuan mayat.

“Saya sudah melihat lokasi, kita lihat ada tiga tusukan di bagian perutnya,” katanya.

Dwi mengungkapkan, anggotanya telah melakukan penyisiran dan informasi yang diterima dari hasil visum dokter dan laporan anggota di Rumah Sakit Sobirin mayat tersebut merupakan korban pembunuhan.

“Visumnya merupakan korban kekerasan, tapi korban seksual belum ada mengarah ke sana, anggota kita dari Reskrim dan Polsek sudah melakukan olah TKP dan identifikasi,” paparnya.

Waka Polres Lubuklinggau, Kompol Zulkarnain setelah menyambangi rumah duka mengatakan, saat ini polisi tengah bekerja.

Sudah ada titik terang dan orang dicurigai namun perlu alat bukti.

“Saat ini anggota sedang memeriksa CCTV dan mohon doanya semoga pelakunya cepat ditangkap,” ungkapnya.

Ia menuturkan, saksi yang diperiksa saat ini orang yang pertama kali menemukan, lalu RT, kakaknya, satu lagi dari pihak keluarga kemudian satu lagi warga di dekat rumahnya.

“Murni pembunuhan karena ada tiga luka tusuk di perutnya, satu yang memang agak dalam tapi tidak tembus,” terangnya.

Ketika disinggung mengenai dugaan ada barang yang hilang dari korban yakni handphone (Hp), Zul menegaskan jika itu masih didalami oleh petugas yang melakukan penyidikan.

“Masih kita dalami apakah hilang atau tercecer atau diambil, kita belum tahu karena masih dalam penyidikan petugas,” ujarnya.

Tewasnya Wiwik Wulandari (13 tahun), pelajar SMP Negeri 4 Lubuklinggau membuat orang tuanya terpukul.

Baca Juga:
Astagfirullah! Wanita di Bandung Tega Sewa Pembunuh Bayaran Untuk Habisi Anak dan Suaminya

Bachtiar orang tua Wiwik meminta kepada pihak kepolisian agar secepat mungkin mengungkap siapa pembunuh anak putri kesayangannya.

“Kami sebagai orang tua meminta secepat mungkin, agar kalau sudah ketangkap agar dihukum seberat-berat mungkin,” katanya.

Ia menuturkan, tidak ada firasat sama sekali sebelum kepergian anaknya itu. Ia berkomunikasi terakhir dengan Wiwik sepekan lalu saat menanyakan kabar keduanya.

“Seminggu lalu nelepon biasa, ngobrol menanyakan kesehatannya dan ayuknya (kakaknya),” paparnya.

Tewasnya Wiwik Wulandari (13 tahun), pelajar SMP Negeri 4 Lubuklinggau juga menimbulkan duka mendalam bagi teman-temannya.

Novi Harian (14 tahun), sahabat karib Wiwik saat disambangi di rumah duka Jalan Cianjur RT 07, Kelurahan Ponorogo, Kecamatan Lubuklinggau Utara II berurai air mata.

Baca Juga:
Terpepet Dana buat Nikah, Sejoli Nekat Bunuh Zaenab

Novi mengaku berpisah dengan Wiwik saat mereka pulang sekolah. Saat itu Novi lebih dahulu turun dari ojek karena rumah mereka agak berjauhan.

“Sekitar pukul 11.00 WIB kami pulang, saya lebih dahulu turun dari ojek kemudian baru Wiwik, rumah kami agak jauhan,” katanya.

Diceritakannya selama di sekolah keduanya sempat bercanda bermain seperti biasa. Memang selama ini Wiwik orangnya agak tertutup kepada orang lain tapi tidak dengan sahabat karibnya.

“Memang pendiam di sekolah, kalau sudah kenal tidak, sering cerita-cerita bermain biasa di sekolah dengan saya, karena kami sama-sama kelas 8 H,” paparnya.

Sebelum pisah sewaktu pulang sekolah, keduanya sempat bercanda. Saat itu Wiwik mencubit tangan sambil tersenyum.

Bahkan Wiwik sempat mengirim pesan via Facebook kepada Novi.

Baca Juga:
Ini Penuturan Nur Hasan, Pemimpin Kelompok Ritual Maut di Pantai Payangan

“Dia chat Vi? Kemudian saya balas, namun tidak ada balasan lagi dari dia (Wiwik),” katanya.

Novi mengaku, kepergian Wiwik dengan cara tragis membuatnya sangat terpukul, apalagi ada janji mereka berdua yang belum terlaksana hingga hari ini.

“Kami ada niat mau buka bersama, tapi belum ada waktu yang tepat, karena Wiwik takut dimarahi ayuknya kalau keluar sore hari,” ujarnya.

Keluarga sangat terpukul mengetahui bungsu dari enam bersaudara ini meninggal dunia.

Warga Jalan Mangga RT 04 Kelurahan Lubuk Tanjung, Kecamatan Lubuklinggau Barat II digegerkan dengan sosok mayat, Jumat (17/05), pukul 13.10 WIB.

Wiwik merupakan anak bungsu dari enam bersaudara, sedangkan orang tuanya telah bercerai.

Baca Juga:
Pembacokan Pemuda di Yogyakarta, Begini Kronologi

Selama ini ia hanya tinggal bersama kakaknya di Jalan Mahoni Blok B RT 05, Tanjung Aman, Kecamatan Lubuklinggau Barat II.

Teti menuturkan tak menyangka jika adikya akan pergi secepat itu. Ia mengaku selama bulan Ramadan ini, adik kesayangannya itu selalu pulang siang hari.

“Teti mengaku tadi pagi berpisah dengan adiknya Wiwik sekitar pukul 07.15 WIB, sama-sama mengendarai ojek,” ungkapnya.

Kemudian Teti berangkat kerja di pabrik roti Pogo, sedangkan Wiwik berangkat ke sekolahnya.

“Kemudian sekitar pukul 11.00 WIB Wiwik mengirim pesan via facebook.

“Yuk? Kemudian baru saya balas pukul 12.00 WIB mengatakan ayuk hari ini pulang sore, kemudian setelah itu, chat tidak balas lagi,” terangnya.

Baca Juga:
Kerap Dikekang dan Dilarang Merokok, Pria Asal Blitar Bunuh Istri dan Bayinya

Kemudian sekitar pukul 16.30 WIB, ada keluarganya di Kelurahan Kayu Ara menyampaikan adiknya dibunuh.

Keluarga mengetahui itu setelah melihat video yang beredar di facebook.

“Kemudian datang ke Rumah Sakit Sobirin, sampai di Sobirin pas melihat kantung mayat dibuka ternyata benar itu adik saya,” ujarnya.

Teti menuturkan selama ini adiknya itu baik-baik saja. Tidak pernah adiknya mengeluh ada masalah apa pun, setiap kumpul keduanya jarang ngobrol.

Namun selalu bertanya kalau ada kebutuhannya yang kurang.

“Tiap malam biasa kami nonton dan main hp habis itu kami tidur, pagi dia berangkat sekolah saya kerja,” paparnya. (Alz)

Komentar

Terbaru