MANAberita.com – SEBELUMNYA, warga dikejutkan dengan penemuan 4 tengkorak manusia di bekas kubangan bebek di daerah Banyumas,Jawa Tengah.
Rupanya, keempat tengkorak manusia itu masih satu keluarga yang dibunuh oleh saudaranya sendiri. Keempat jasad tersebut dikuburkan dekat rumah Misem yang tak lain adalah ibu kandung dari tersangka Saminah alias Minah (53).
Wanita paruh baya itu nekat menghabisi nyawa tiga saudara kandungnya dan satu orang keponakannya.
Dari empat korban, tiga korban adalah anak Misem yaitu Supratno alias Ratno (54), Sugiono alias Yono (46), dan Heri Sutiawan alias Heri (41) dan satu korban lainnya adalah anak dari Ratno yaitu Vivin Dwi Loveana alias Pipin (22).
Sedangka empat pelaku yang telah ditetapkan sebagai tersangka yaitu Saminah alias Minah (53) dan ketiga anaknya, Sania Roulitas alias Sania (37), Irvan Firmansyah alias Irvan (32) dan Achmad Saputra alias Putra (27).
Minah merupakan anak kedua Misem. Tiga korban merupakan saudara kandung Minah
dan satu korban lagi keponakan dari tersangka Minah.
Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun mengatakan,
pembunuhan dilakukan tersangka sekitar 5 tahun lalu tepatnya pada tanggal 9
Oktober 2014 di rumah orangtua mereka.
Sementara itu, jasad korban baru ditemukan pada Minggu (25/08) dalam kondisi
sudah berupa tengkorak.
Empat kerangka manusia itu terpendam di kebun belakang rumah Misem, warga
Grumbul Karanggandul, Kecamatan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Dari hasil penyelidikan, keempat kerangka merupakan satu keluarga. Polisi pun
saat ini telah mengamankan pelaku dan melakukan pemeriksaan secara intensif
terkait kasus pembunuhan tersebut.
Dari hasil pemeriksaan sementara, motif pelaku menghabisi nyawa korban pun terungkap.
Kapolres mengatakan, AKBP Bambang Yudhantara Salamun mengatakan, selama
beberapa tahun lalu sering terjadi percekcokan antara Saminah dengan kakaknya,
Supratno dan adik-adiknya, Yono dan Heri.
“Beberapa tahun terakhir mereka selalu cekcok terkait dengan penggunaan
harta yang merupakan harta milik orangtuanya, Misem,” kata Bambang.
Di tanah tersebut berdiri dua rumah, yakni rumah Misem yang ditinggali bersama Supratno, Yono, Heri dan Vivin. Sedangkan rumah satunya ditinggali para tersangka, yaitu Minah dan ketiga anaknya, Sania, Irvan dan Achmad.
“Saminah sudah membangun rumah di lahan tersebut, dibangunkan mantan
suaminya, ini menimbulkan kecemburuan yang lain. Sekitar 20 tahun lalu sempat
datang pihak bank foto-foto rumah, seperti akan diagunkan. Ini menimbulkan
kemarahan dan memicu kemarahan saudara-saudaranya,” ujar Bambang.
Sejak saat itu Saminah sering terlibat pertengkaran dan adu mulut dengan
saudaranya.
Pertengkaran antara kakak beradik tersebut sering dilihat oleh kedua anak Minah
yaitu Irvan dan Putra.
“Anak-anaknya (Minah) selalu menyaksikan ibunya “dikeroyok” satu
lawan tiga. Begitu mereka sudah beranjak dewasa, mereka ikut terlibat. Mereka
merasa harus melindungi sehingga mereka ikut membela Ibunya,” kata
Bambang.
Kapolres menjelaskan, keempat korban dibunuh satu per satu pada hari yang sama.
Setelah korban tewas, jasadnya ditimbun di lubang lumpur bekas kubangan bebek
yang berada di area kebun belakang rumah Misem.
“Yang melakukan pembunuhan adalah Irvan dan Putra dengan cara memukul
kepala korban dengan menggunakan besi ungkitan dongkrak dan tabung gas elpiji 3
kilogram,” jelas Bambang.
Lubang tempat ditemukannya kerangka manusia tersebut berdiameter panjang 1,5
meter, lebar 1,2 meter, dan kedalaman sekitar 40 centimeter. Menurut keterangan
warga, lubang tersebut dahulu merupakan kubangan lumpur yang digunakan bebek.
Empat kerangka yang ditemukan dalam kondisi tertumpuk di lubang tersebut. Posisi
kerangka agak tertekuk karena lubang sempit.
“Kerangka manusia ditemukan dalam kondisi lengkap. Masih menggunakan
pakaian semua,” kata Bambang.
“Yang jelas tidak wajar karena ukuran lubangnya saja berbeda dengan
pemakaman pada umumnya.
Posisi kerangka bertumpuk, agak nekuk-nekuk. Diperkirakan masuk lubang dalam
kondisi lemas,” ujarnya.
Awalnya yang ditemukan adalah tengkorak kepala, kemudian tulang belulang
lainnya.
Mereka adalah kakak beradik Ratno, Yono, Heri, dan Pipin, anak dari Ratno.
Mereka diketahui telah menghilang dari rumah orangtuanya, Misem sejak empat
atau lima tahun lalu.
Marhadi mengatakan, selama ini warga mengetahui keempat orang tersebut merantau
ke luar kota.
Namun hingga kini mereka tidak pernah kembali ke rumah.
“Keempat orang itu kata keluarganya merantau ke luar kota sejak sekitar
lima tahun lalu.
Warga tahunya mereka merantau,” kata Marhadi
.
Menurut Marhadi, keluarga tersebut cenderung tertutup dan jarang bersosialisasi
dengan warga sekitar. Sehingga warga tidak mengetahui secara pasti kehidupan
mereka.
Hal senada disampaikan Arjadi (56), tetangga Misem. Marhadi mengaku tidak
pernah mengetahui keberadaan orang tersebut sejak beberapa tahun lalu.
“Warga tahunya pergi, tidak tahu ke mana. Mereka sudah tinggal di sini
sekitar 20 tahun lalu. Tapi selama ini ke sini saja tidak pernah,” ujar
Arjadi yang rumahnya persis di depan rumah Misem. (Dil)