MANAberita.com — JIKA dalam thread KKN di Desa Penari menyebutkan jika para remaja tersebut tinggal di sebuah desa di tengah hutan yang berdampingan dengan desa jin, hal ini justru berbanding terbalik dengan pernyataan 2 gadis Indigo, D dan R.
Keduanya menapik jika Nur dan teman-temannya tinggal di desa ‘berpenghuni’ manusia. Bahkan, mereka menyebut jika rombongan tersebut berhari-hari tinggal bersama jin.
“Tidak ada satu desa pun di tempat itu. Hanya ada hutan yang angker, berkabut dan gelap. Bahkan, saking gelapnya, sinar matahari pun rasanya tak cukup untuk menerangi” ujar R.
“Perkampungan itu tidak nyata! Mereka berhari-hari tinggal bersama jin dan siluman,” kata R mempertegas.
Sepenuturan dengan R, D juga menambahkan jika ada 2 perkampungan ghaib disana. yakni, monyet dan ular. Rombongan remaja KKN ini tinggal di kampung monyet, sementara Bima memasuki perkampungan ular.
“Kenapa perkampungan monyet? Ingat saat Wahyu dan Widya pergi ke kota dan motornya mogok? Mereka lantas ditolong warga kampung dan diberi oleh-oleh yang ketika dibuka berupa kepala monyet. Masuk akal jika monyet tersebut merupakan tumbal sebelum mereka atau warga kampung itu sendiri yang dikorbankan untuk menarik tumbal lain,” sambung D.
Hal lainnya yang menarik perhatian duo indigo ini ialah mengenai batu nisan yang ditutup dengan kain berwarna hitam.
“Kenapa batu nisan itu ditutupi kain hitam? Karena di batu nisan itu sudah tertulis nama-nama calon tumbal yang merupakan anak-anak KN tersebut,” kata R.
Untungnya, rombongan KKN ini bisa lepas dari ‘kandang’ jin dan siluman serta kembali ke rumah. Konon katanya, jika siapa saja yang tak sengaja masuk ke alam ghaib, mereka dipercaya tidak akan bisa kembali ke alam manusia.
Apalagi, kedatangan anak-anak KKN ini disambut dengan suara gamelan dan suara kidung, meskipun hanya dapat didengar oleh Nur dan Widya.
Sementara, menurut sumber terpercaya yang juga tinggal di daerah Banyuwangi, ia menurutkan memang pernah mendengar legenda penari ronggeng yang memakan tumbal.
Konon, sebelum memulai pertunjukannya, para penari diwajibkan mandi di sebuah kolam.
Anehnya, semua penari merupakan anak perawan ini selalu mati atau menghilang secara misterius usai menari ronggeng. (Dil)