MANAberita.com — DALAM berumah tangga, pasangan suami istri tidak hanya saling menyayangi, tapi juga menghargai. Jangan jadikan pasangan seperti sebuah mesin ATM. Meminta segala sesuatu seenaknya tanpa mau tahu kondisi keuangan pasangan.
Jika kebiasaan itu tak juga berubah, pasangan yang mencintai dengan tulus akan pergi lantaran tidak kuat dengan sikap menuntut yang berlebihan.
Penyesalan inilah yang dirasakan seorang wanita Malaysia setelah kehilangan suami yang begitu peduli dan baik hati.
Mengutip Dream, lewat laman Facbook UTAR Confessions, wanita tersebut mengaku selalu menyalahkan suami yang tidak mampu membelikan barang-barang bermerek untuknya.
Akibat tidak tahan dengan tuntutan wanita tersebut yang berlebihan, sang suami memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka.
Mereka saling mengenal saat masih kuliah semester satu. Setelah saling mengenal dengan baik, mereka memutuskan untuk berpacaran.
Tidak lama kemudian, mereka menikah. Setelah lulus, wanita tersebut berhasil membujuk suaminya, yang berasal dari Sibu, untuk tinggal dan bekerja di Kuala Lumpur.
Wanita itu bekerja di sebuah perusahaan kecil di Seri Kembangan. Sementara suaminya bekerja di sebuah bank dengan gaji 2.500 ringgit atau Rp8,4 juta per bulan.
Mereka menyewa sebuah apartemen dekat tempat kerja wanita tersebut. Sementara biaya sewanya ditanggung oleh sang suami.
Meski tidak punya mobil, suaminya selalu menemani wanita itu berjalan ke tempat kerjanya setiap pagi.
Setelah mengantar wanita itu, suaminya memesan taksi online ke stasiun untuk naik kereta ke tempat kerjanya di pusat kota KL.
” Dia adalah laki-laki yang sangat peduli dan baik hati. Dia selalu menemaniku jalan ke tempat kerjaku setiap pagi,” kata wanita tersebut.
Meskipun rutinitas tersebut sangat merepotkan dan melelahkan baginya, suaminya bersikeras untuk melakukannya.
” Setiap malam, dia tidak pernah telat menjemputku. Dia akan berdiri di depan kantorku hingga aku menyelesaikan pekerjaanku,” kata wanita itu memuji kesetiaan suaminya.
Saat wanita itu bertanya sambil bercanda ‘Bukankah melelahkan datang dan menjemputku dari tempat kerja setiap hari?’, suaminya memberikan jawaban yang bikin hati meleleh.
“Karena kamu telah memilihku. Aku tidak akan pernah membiarkanmu berjalan pulang sendirian,” jawab suami wanita tersebut serius.
Kehidupan mereka pun berjalan seperti itu selama dua tahun. Ketika gaji mereka naik sedikit, pasangan suami istri itu pindah ke apartemen yang lebih besar.
Satu hari, wanita itu minta dibelikan mobil. Tapi suaminya mengatakan tidak punya cukup uang dan masih belum membutuhkan kendaraan itu.
Wanita itu kemudian bercerita bahwa selama pernikahan mereka, sang suami hanya memberi hadiah yang biasa-biasa saja.
” Dia membelikan barang-barang biasa seperti speaker Bluetooth, sikat gigi listrik dan mixer. Yang sangat aku inginkan darinya adalah membelikan lipstik, sepatu, dan tas tangan branded.
“Tapi aku tahu dia tidak mampu membelinya. Aku juga ingin liburan ke luar negeri. Tapi dia hanya memberi uang belanja 1.000 ringgit (Rp3,3 juta) setiap bulan. Jadi intinya, dia tidak punya uang,” kata wanita itu.
Wanita itu makin lama makin kesal dengan suaminya yang tidak bisa membelikan barang-barang mewah. Apalagi wanita itu sering melihat temannya dibelikan barang bermerek oleh pasangannya.
Pernah satu kali, dia dan suaminya melihat seorang teman dibelikan tas merek Chanel oleh pasangannya. Suaminya malah bilang, “Wah, aku tidak mungkin bisa membeli itu dengan gajiku selama tiga tahun.”
Komentar suaminya itu justru membuat wanita tersebut tambah jengkel dan marah. Dia sampai menyebut suaminya sebagai pria yang tidak berguna.
Pasangan suami istri kini sering bertengkar hanya karena wanita itu ingin dimanjakan dengan berbagai hadiah mewah.
Setiap kali wanita itu marah, dengan tenang suaminya akan meminta maaf. Sampai suatu hari, suaminya menyiapkan makan malam yang sangat mewah untuk wanita itu.
“Bukankah kamu bahagia seperti ini?” tanya suaminya. Masih marah, wanita itu menjawab, ” Bahagia apanya jika tidak ada uang?”
Keesokan harinya, suaminya bilang bahwa dia akan pulang ke kampung halamannya di Sarawak. Dia minta wanita itu untuk menjaga dirinya sendiri.
Pada awalnya, wanita itu senang meski sekarang harus membayar sewa apartemennya sendiri. Lagipula ada seseorang di tempat kerja yang sedang melakukan pendekatan kepada dirinya.
Namun, dua bulan kemudian, pria itu mengatakan bahwa dia tidak bisa lagi mengirim uang kepada wanita itu. Saat itulah kenyataan pahit mulai terasa.
Wanita itu mengatakan bahwa dia menangis karena kehilangan suami yang begitu baik. Dia sangat menyesali tindakannya.
Dia mengakhiri postingannya dengan mengatakan, ” Jika Anda telah menemukan seseorang yang benar-benar mencintai Anda, maka itu lebih baik daripada harta apa pun di dunia ini.” (Ila)