MANAberita.com – PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) melantik Andi Widjajanto sebagai Gubernur Lemhannas yang baru.
Melansir dari Detik.com, Andi Widjajanto menjadi orang sipil keempat yang menjabat sebagai Gubernur di lembaga itu.
Berdasarkan data yang dikutip dari lemhannas.go.id, Senin (21/2/2022), Andi menjadi Gubernur ke-17. Berikut empat Gubernur Lemhannas dari sipil:
- Prof Ermaya Suradinata (2001-2005). Nama Ermaya lama malang melintang di IPDN.
- Prof Dr Muladi (2005-2011). Mantan Menteri Kehakiman, mantan hakim agung, mantan Mensesneg hingga mantan Komisioner Komnas HAM. Guru Besar Undip itu meninggal dunia pada 31 Desember 2020.
- Prof Budi Susilo Soepandji (2011-2016). Budi merupakan adik mantan Jaksa Agung, Hendarman Soepandji. Sehari-hari, ia merupakan Guru Besar Teknik Sipil UI.
- Andi Widjajanto PhD (bakal dilantik)
Andi bakal menggantikan Letjen (Purn) Agus Widjojo. Andi merupakan alumnus FISIP UI. Dia dikenal sebagai pengamat pertahanan.
Dia pernah mengenyam pendidikan master di Industrial College of Armed Forces, Washington DC, Amerika Serikat. Dia juga beberapa kali diajak untuk menjadi anggota Task Force Pusat Studi Pemerintah Daerah (LOGOS) serta Task Force for Defense White Paper SESKO TNI AD.
Andi pernah menjadi salah satu anggota Timses Jokowi dalam Pemilu 2014. Tim itu ditunjuk langsung oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan disetujui oleh Jokowi.
Masukan-masukan Andi berhasil menyukseskan Jokowi hingga terpilih menjadi presiden.
Pada Oktober 2014, Jokowi kemudian menunjuk Andi Widjajanto sebagai sekretaris kabinet. Posisi itu didudukinya hanya satu tahun.
Tahun 2015, Andi diganti.Pada tahun 2020 Andi Widjadjanto menjabat penasihat senior Kantor Staf Presiden (KSP). Andi diangkat sebagai penasihat senior per 4 Februari 2020. Jabatan itu diembannya hingga saat ini.
Pada Januari 2022, Andi mengingatkan akan ancaman perang dunia yang akan digelar oleh China. Andi menilai China melakukan rencana strategis selama 70 tahun lebih. Tahap pertama 1980 sampai 2000. Tahap kedua, tahun 2000 sampai 2020. Tahap ketiga, tahun 2020 sampai 2050.
“Di tahap kedua, rensra-nya China 2000 sampai 2020 mereka siap menggelar kekuatan, memenangkan perang Laut Cina Selatan. Nanti di tahun 2020 sampai 2050, mereka siap menggelar kekuatan, menang perang di dua titik sekaligus sebagai patokannya. Yaitu Guam di Samudra Pasifik dan Diego Garcia di Samudera Hindia,” ujar Andi di sidang Mahkamah Konstitusi (MK).
Andi membandingkan strategi China dengan strategi Jepang dalam menyiapkan perang. Di mana Jepang menyeret dunia pada Perang Dunia II.
“China menyiapkannya perencanaan 70 tahun dimulai 1980. Terakhir kali ada negara di kawasan ini dengan perencanaan strategis 70 tahun, negara itu adalah Jepang, perencanaannya dimulai 1870, perencanaannya disebut Restorasi Meiji, selesai tahun 1940, boom, 7 Desember 1941 dia menyerang Pearl Harbor,” kata Andi.
[SAS]