MANAberita.com – WARGA di Pasaman Barat, Provinsi Sumatra Barat diminta waspada.
Hal ini dikarenakan masih ada potensi gempa susulan setelah gempa bumi bermagnitudo 6,1 pada Jumat pagi (25/02) yang memakan korban jiwa dan melukai puluhan warga.
Melansir dari BBC News Indonesia, guncangan-guncangan masih terasa hingga Jumat (25/02) malam.
“Tapi guncangan belum terasa pada Sabtu pagi,” ujarnya.
Jumlah korban jiwa terus bertambah. Pada Sabtu (26/02), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengumumkan total warga yang meninggal dunia kini delapan orang — lima orang di Kabupaten Pasaman dan tiga di Pasaman Barat.
Sepuluh warga menderita luka berat dan 76 mengalami luka ringan, imbuh BNPB.
Sedangkan total korban luka-luka mencapai 85 orang, dengan rincian luka berat 10 orang dan luka ringan 50 orang di Pasaman Barat, serta 25 orang di Pasaman.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan kebutuhan mendesak yang dibutuhkan warga terdampak antara lain terpal dan tenda pengungsian, makanan siap saji, air bersih, serta perlengkapan keluarga.
“Pada masa penanganan darurat ini, selain pelayanan warga terdampak, priortas utama dalam 7 x 24 jam ke depan yaitu pencarian dan penyelamatan korban gempa,” katanya, Sabtu (26/02).
Seorang warga yang terdampak menceritakan rumahnya hancur akibat hantaman gempa.
“Tidak ada lagi, semuanya hancur dan rata karena gempa tadi” kata Yarna (53) warga Kecamatan Pasaman, ketika ditemui Jumat (25/02).
Yarna bersama puluhan warga lain berada di tenda darurat – terbuat dari terpal dan dipasang di halaman rumahnya yang ambruk pada Jumat malam ini.
“Tadi pagi saya merasakan gempa dua kali. Saat gempa pertama, saya langsung keluar rumah dan duduk di jalan sambil mengucap,” katanya.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat mencatat sebanyak 400 rumah di Kabupaten tersebut mengalami kerusakan yang parah.
“Untuk kerusakan, jumlah rumah yang rusak sebanyak 400 unit rumah. Itu kategori rusak ringan dan berat,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumatera Barat, Rumainur.
Menurutnya, ada sebanyak 5.000 jiwa yang harus diungsikan ke lokasi lain. Karena rumah mereka masih belum bisa ditempati.
“Untuk korban jiwa di Kabupaten Pasaman Barat yang kami catat ada tiga orang dan data ini akan terus bergerak,” katanya.
Rumainur juga mengungkapkan bangunan sebuah sekolah dasar negeri rusak berat, satu Bank Nagari rusak sedang, satu balairung rusak sedang, dan aula kantor bupati Pasaman Barat rusak sedang.
Dia juga mengungkapkan tim reaksi cepat BNPB sudah dikerahkan ke lokasi.
[SAS]