RI Bisa Pangkas Impor Minyak Rp 1,4 T Melalui Mobil Listrik

MANAberita.com – INDONESIA diperkirakan bisa memangkas impor minyak sekitar US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$) per tahun bila menggunakan mobil listrik.

Ignatius Warsito, Staf Ahli Menteri Perindustrian bidang Penguatan Kemampuan Industri Dalam Negeri, mengatakan, berdasarkan laporan McKinsey, Indonesia bisa memangkas impor minyak sebesar US$ 100 juta per tahun itu dengan asumsi 1 juta mobil listrik mulai mengaspal di jalan.

Melansir CNBC Indonesia, Indonesia memiliki salah satu pasar potensial tertinggi di dunia untuk kendaraan listrik. Pada 2030 penjualan motor listrik di RI ditargetkan bisa mencapai 1,2 juta unit dan mobil listrik mencapai 1,5 juta unit.

“Dalam laporan McKinsey, Indonesia memiliki salah satu pasar potensial tertinggi di dunia untuk electric vehicle (EV), terutama untuk kendaraan roda dua pada tahun 2030 Indonesia diharapkan mendapatkan penjualan tahunan 1,2 juta EV roda 2, dan 1,5 juta EV roda 4,” jelasnya dalam acara webinar bertajuk ‘Recover Stronger: Shifting Toward Higher Value-Added Industries’ yang diselenggarakan Bank Indonesia, Senin (14/02/2022).

“EV tersebut bisa mengurangi ketergantungan Indonesia pada minyak. Diperkirakan impor minyak dapat dipotong US$ 100 juta per tahun untuk setiap 1 juta mobil listrik di jalan-jalan,” lanjutnya.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut, pemerintah menargetkan sebanyak 400 ribu mobil listrik dan 1,7 juta motor listrik bisa beroperasi selama 2021-2025 mendatang.

Arifin mengatakan, target ini merupakan sebagai bentuk upaya pemerintah melakukan transisi energi hingga akhirnya nanti bisa mencapai netral karbon atau net zero emission pada 2060 mendatang.

“Kami berencana 400 ribu mobil listrik dan 1,7 juta motor listrik bisa beroperasi hingga 2025,” tutur Arifin dalam ‘Mandiri Investment Forum 2022’, Rabu (09/02/2022).

Baca Juga:
Pria Bercelana Pendek Marahi Pegawai RS yang Telantarkan Warga Miskin: Jangan Profit Oriented!

Arifin mengatakan, pemerintah akan terus menggencarkan pemakaian kendaraan listrik di masyarakat, sehingga bisa mengurangi konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang kini juga masih banyak diimpor dan juga bisa mengurangi emisi karbon.

Dia memaparkan, pada 2030 pemakaian kendaraan listrik ditargetkan naik menjadi 2 juta mobil listrik dan 13 juta motor listrik, lalu naik lagi menjadi 5,7 juta unit mobil listrik dan 46,3 juta motor listrik pada 2035.

Pada 2040, pemakaian mobil listrik bahkan ditargetkan naik lagi menjadi 12,3 juta unit dan motor listrik sampai 105 juta unit. Kemudian, pada 2050 naik lagi menjadi 38,2 juta unit mobil listrik dan 205 juta unit motor listrik.

Baca Juga:
Lagi Jadi Tren Kecantikan, Inilah Sebenarnya Fakta Mengenai Freckles, Jangan Malu Lagi, ya!

Ketika mencapai netral karbon pada 2060 mendatang, ditargetkan pemakaian mobil listrik telah mencapai 69,6 juta unit dan 229 juta unit motor listrik.

Peningkatan pemakaian kendaraan listrik ini menurutnya sebagai salah satu kontribusi untuk mengurangi emisi karbon dari 198 juta ton emisi karbon dioksida (CO2) pada 2025 menjadi lebih tinggi lagi yakni mencapai 1,5 miliar ton emisi CO2 berkurang pada 2060 mendatang.

[SAS]

Komentar

Terbaru