MANAberita.com – GUBERNUR DKI Jakarta, Anies Baswedan membawa tanah dari Kampung Akuarium, Jakarta Utara, untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur. Ia berharap pembangunan ibu kota baru tidak menyingkirkan rakyat kecil.
“Tanah dari Kampung Aquarium ini menitipkan harapan bahwa pembangunan kota baru yang akan dijadikan ibu kota ini hendaknya tidak memarjinalkan rakyat kecil dan akan memberikan kemajuan dan kebahagiaan bagi semua, khususnya rakyat kebanyakan,” kata Anies seperti ditulis di akun Twitter miliknya, Minggu (13/3).
Melansir CNN Indonesia, Tanah yang dibawa Anies untuk IKN Nusantara dicangkul dan dikumpulkan oleh para ibu warga setempat. Melalui akun Twitter miliknya, Ia menyertakan video yang berisi para ibu mencangkul dan mengumpulkan tanah Kampung Akuarium.
Semua gubernur yang diundang Presiden Jokowi ke IKN diminta membawa tanah dan air dari provinsi masing-masing. Namun Anies tidak menjelaskan air yang dibawa untuk IKN.
Tanah dan air itu akan digunakan untuk ritual Kendi Nusantara yang digelar hari ini bersama Presiden Jokowi.
Kepala Sekretariat Presiden (Kasatpres) Heru Budi Santoso berkata filosofi tanah dan air yang dibawa oleh para gubernur dari seluruh Indonesia saat prosesi Kendi Nusantara adalahh sebagai simbol keberagaman. Indonesia disebutnya sebagai negara yang memiliki perbedaan kearifan lokal dari Aceh sampai Papua.
“Dituangkan dalam simbolis tanah dan air, dijadikan satu menjadi kalimat tanah air, dan para gubernur sudah menyerahkan dan puncaknya besok bersama bapak presiden,” kata Heru dalam konferensi persnya, Minggu (13/3).
Heru mengatakan ritual Kendi Nusantara tersebut dibarengi doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar program pemindahan IKN dapat berjalan lancar.
“Supaya program besar ini bisa berjalan dengan baik dan semua alemen masyarakat bisa mendukung. Prosesinya adalah para gubernur membawa tanah dan air dari masing- masing wilayah dimana diambil dari titik-titik lokasi yang tentunya sesuai dengan kearifan lokal dan budaya masing-masing,” ujarnya.
Kampung Akuarium sendiri merupakan salah satu wilayah yang pernah mendapat sorotan masyarakat. Wilayah ini pernah digusur pada 2016 ketika Jakarta dipimpin oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Alasan penggusuran karena kampung itu tidak sesuai peruntukan ruang kota sekaligus untuk revitalisasi cagar budaya. Pemerintah DKI kala itu mengklaim warga di Kampung Akuarium berada di atas lahan yang berstatus milik PD Pasar Jaya.
[sas]