Manaberita.com – PRESIDEN Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan sejumlah pejabat utarakan Kritikan ke keras NATO.
Bagaimana kronologi dan apa penyebabnya? seperti yang dikutip dari CNBC Indonesia
Hal ini terkait penolakan pakta pertahanan itu pada pemberlakuan zona larangan terbang di atas Ukraina. Tindakan ini, menurut Kyiv, menyebabkan korban terus berjatuhan.
NATO beralasan penutupan akan memicu perang dengan Rusia. Namun Ukraina menganggap alasan itu tak berdasar dan bisa menjadi cermin hipnosis lembaga tersebut bagi anggotanya sendiri.
“Mengetahui bahwa serangan dan korban baru tidak dapat dihindari, NATO secara sadar mengambil keputusan untuk tidak menutup langit di atas Ukraina,” kata Zelenskyy dikutip dari ABC News, Sabtu (5/3/2022) waktu setempat.
“Semua orang yang akan mati mulai hari ini, akan mati juga karena Anda (NATO).”
Zelenskyy juga menyebut NATO harusnya lebih memikirkan dampak larangan terbang itu bagi masyarakat dan kemanusiaan di Ukraina. Bantuan NATO pun, seperti bahan bakar, tak sebanding dengan penderitaan warganya.
“Saya tidak tahu siapa yang dapat Anda bela dan apakah Anda mampu,” ujarnya lagi.
“Anda tidak dapat membayar darah kami dengan beberapa liter bahan bakar diesel, yang tumpah untuk Eropa, untuk kebebasan kita bersama, untuk masa depan kita bersama.”
Hal senada juga dikatakan Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov dalam sebuah pesan video yang dirilis di hari yang sama dikutip CNN International. Ia menyalahkan NATO atas direbutnya pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar Eropa Zaporizhzhia di Ukraina.
“Dengarkan rakyat Anda. Jajak pendapat Reuters atau Ipsos kemarin memperjelas bahwa kemarahan atas serangan Rusia ke Ukraina meningkat. Sekitar 74% orang Amerika, termasuk sebagian besar dari Partai Republik dan Demokrat, mengatakan AS dan sekutu NATO harus melakukan zona larangan terbang di Ukraina, kata jajak pendapat itu,” tegasnya.
“Semuanya, yang menghalangi penutupan langit di atas Ukraina, harus mengingat April 1986,” katanya mengacu pada bencana di PLTN Chernobyl.
Ia mengatakan penargetan PLTN Zaporizhzhia bukanlah suatu kebetulan. Ini adalah tindakan yang disengaja.
“Rusia telah melakukan tindakan terorisme nuklir. Kami secara ajaib beruntung, karena api telah dipadamkan. Tapi besok mungkin tidak seberuntung itu,” jelasnya lagi.
Rusia sendiri menyerang Ukraina sejak 24 Februari lalu. Diperkirakan 1,5 juta orang telah mengungsi.
[Rik]