MANAberita.com – POLITIKUS Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Budiman Sudjamitko menolak dengan tegas usulan penundaan pemilu yang disampaikan oleh sejumlah ketua umum partai politik.
Menurutnya, dibanding dengan menunda pemilu guna untuk memperpanjang masa jabatan presiden, lebih baik menjadikan presiden yang telah selesai menjabat, sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
“Agenda pak Jokowi diteruskan dengan cara menempatkan beliau sebagai ketua Wantimpres,” ujar Budiman dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (1/2/2022).
Melansir dari Kompas.tv, usul tersebut disampaikan karena Budiman menilai pentingnya keberlanjutan program antarpresiden.
Saat ini, kata dia, agenda Presiden Joko Widodo memang belum selesai untuk membangun ekonomi di tengah masa pandemi Covid-19.
Namun, belum tuntasnya permasalahan ekonomi, tidak bisa dijadikan alasan untuk menunda Pemilu 2024 dan memperpanjang masa jabatan presiden.
Karena itu, bagi Budiman, hal yang lebih baik adalah menempatkan presiden yang sudah selesai menjabat, sebagai Wantimpres.
“Kita harapkan adanya kelanjutan. Yang harus kita jaga adalah agenda-agenda pak Jokowi yang belum selesai,” tuturnya.
Bahkan menurutnya, perlu ada kesepakatan bersama untuk menjadikan mantan-mantan presiden sebagai anggota atau ketua Wantimpres.
“Tidak hanya pak Jokowi tapi mantan-mantan presiden diberikan tempat terhormat sebagai Wantimpres atau Ketua Wantimpres,” ujar Budiman.
Dia mengatakan, pihak-pihak yang mengusulkan penundaan pemilu, hanya mendasarkannya pada kalkulasi politik semata.
Namun jika hal itu jadi dilaksanakan, sama saja dengan mengorbankan demokrasi.
Menurutnya, PDIP telah secara tegas menolak penundaan pemilu maupun perpanjangan masa jabatan presiden.
[SAS]