Petani Sengsara usai Harga CPO Anjlok

MANAberita.comHARGA minyak sawit mentah (CPO) anjlok pada perdagangan pada Kamis (5/5) pukul 11:15 WIB, di bursa Malaysia amblas 3,7% ke level RM 6.841 per ton.

Anjloknya harga CPO ini berkebalikan dengan  yang terjadi pada pekan lalu.  Diketahui, perdagangan CPO di bursa Malaysia tutup pada Senin-Rabu (2-4 April 2022) karena libur Hari Raya Idulfitri. Pada perdagangan akhir pekan lalu, harga CPO ditutup di 7.104 ringgit/ton. Ini adalah rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Melansir cnbc indonesia, dalam sepekan, harga CPO melemah 3,7% point to point. Dalam sebulan, harga CPO menguat 15,71% sementara dalam setahun melesat 62,3%.

Pekan lalu, harga CPO melesat setelah Presiden Joko Widodo melarang ekspor CPO dan produk turunannya. Kebijakan pelarangan tersebut berlaku untuk semua produk, baik itu CPO, RPO (Red Palm Oil), RBD (Refined, Bleached, Deodorized) Palm Olein, Pome, dan used cooking oil.

Kontribusi CPO dalam ekspor minyak nabati global diperkirakan mencapai 60%. Dengan total ekspor mencapai 33,67 juta ton pada tahun 2021, Indonesia merupakan eksportir terbesar CPO dan terbesar ketiga untuk minyak nabati di dunia.

Sebagai produsen dan eksportir CPO terbesar di dunia, kebijakan Indonesia sangat berpengaruh terhadap laju harga CPO global. Setelah melonjak pekan lalu, harga CPO mulai turun pada pekan ini.

“Kebijakan Indonesia dalam jangka pendek akan memengaruhi harga minyak nabati global. Harga CPO akan melonjak. Namun, itu hanya akan berlangsung sementara dan dalam jangka pendek,” tutur Datuk Zuraida Kamaruddin, Menteri Komoditas dan Industri Perkebunan Malaysia, seperti dikutip dari The Sun Daily Malaysia.

Dia menambahkan bahwa pasokan global akan menemukan titik keseimbangannya kembali. Dalam jangka panjang, pasokan dan permintaan akan seimbang seiring peningkatan produksi di Malaysia dan Amerika Selatan.

Dari dalam negeri, harga Tandan Buah Segar atau TBS di Indonesia terus merosot menyusul larangan ekspor CPO dan produk turunannya. Pasokan yang berlimpah di dalam negeri membuat harga terus turun. Merujuk pada data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Sumatra Utara yang diakses dari situs web gapkisumut.org, harga TBS pada 27 April hingga 10 Mei 2022 rata-rata turun 7,8% dibandingkan dengan pekan sebelumnya.

Baca Juga:
Akhirnya! Bersaing Dengan China,Biden Menandatangani CHIPS Act Untuk Mendorong Pembuat Chip AS

Harga TBS untuk umur tanam 3 tahun dijual Rp 11,219,42 per kg, anjlok dibanding pekan sebelumnya yang tercatat Rp 3.073,23 per kg. Untuk TBS umur tanam 5 tahun, harga pekan ini tercatat Rp 3.279,22 per kg, jauh lebih rendah dibandingkan pada pekan lalu Rp 3.555,05.

Sementara itu, untuk TBS umur tanam 10-20 tahun, harga TBS pada minggu ini tercatat Rp 2.651,15 per kg, anjlok dibandingkan dengan pekan sebelumnya yakni Rp 3.959,61.

Board Member Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Arianto Patunru mengingatkan larangan ekspor CPO dan produk turunanya akan mengakibatkan Indonesia banjir stok sawit domestik.

Baca Juga:
Ikea Sedang Mencari Pemilik Baru Untuk Empat Pabriknya Di Rusia, Ada Berminat?

“Akibatnya, harga buah tandan segar akan terjun bebas dan hal ini akan merugikan petani sawit. Pelarangan ini juga akan mengganggu pemulihan ekonomi. Ekspor CPO dan turunannya bisa mencapai sekitar 10% total ekspor Indonesia,” tuturnya, dalam keterangan resmi.

Dengan pelarangan eskpor, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan turun sehingga proses pemulihan ekonomi akan terganggu.

(sas)

Komentar

Terbaru