Soroti Misi Damai Jokowi, Media Asing : Pemimpin Asia Pertama Yang Melakukan Kunjungan Ke Rusia-Ukraina

  • Minggu, 26 Juni 2022 - 23:48 WIB
  • Nasional

MANAberita.com – MEDIA asing memberitakan keberangkatan Presiden RI Joko Widodo yang diagendakan akan melakukan pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 30 Juni mendatang.

Pertemuan tersebut sekaligus dalam menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara G7 di Jerman.

Mengutip dari Reuters via CNN Indonesia, Presiden Jokowi bakal mendesak Rusia dan Ukraina untuk membuka ruang dialog dalam rangka membangun perdamaian dan meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghentikan gencatan senjata segera.

“Dan juga yang berkaitan dengan rantai pasok pangan, harus diaktifkan lagi,” jelasnya.

Di samping itu, media lain juga memberitakan rencana pertemuan Jokowi dengan pemimpin negara selain Ukraina dan Rusia itu di antaranya yakni Aljazeera, CNA, dan France 24.

Baca Juga:
Masjid Di Kota Mariupol, Menampung 80 Orang, Dibom Oleh Rusia

Jokowi juga mengatakan akan mendorong negara-negara G7 untuk mencari perdamaian di Ukraina setelah serangan Rusia, dan menemukan solusi segera untuk krisis pangan dan energi global.

Secara terpisah, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan Jokowi ingin berkontribusi di tengah masalah yang sangat rumit akibat perang Rusia dan Ukraina. Retno menyebut Jokowi menjadi pimpinan negara di Asia pertama yang melakukan kunjungan ke Rusia dan Ukraina.

“Dunia juga paham mengenai kompleksitas masalah yang ada. Meskipun situasinya sulit dan masalahnya kompleks, sebagai Presiden G20 dan salah satu anggota Champion Group dari Global Crisis Response Group yang dibentuk Sekjen PBB, Presiden Jokowi memilih untuk mencoba berkontribusi, tidak memilih untuk diam. Presiden Jokowi merupakan pemimpin Asia pertama yang akan melakukan kunjungan ke kedua negara tersebut,” jelasnya.

Baca Juga:
Viral Pasangan Mesum di Flyover Pulogebang, Polisi Turun Tangan

Kunjungan Jokowi itu, kata Retno, menunjukkan kepedulian terhadap isu kemanusiaan. Retno menekankan bahwa Indonesia selalu mendorong spirit perdamaian.

“Mencoba memberikan kontribusi untuk menangani krisis pangan yang diakibatkan karena perang dan dampaknya dirasakan oleh semua negara terutama negara berkembang dan berpendapatan rendah, dan terus mendorong spirit perdamaian,” tuturnya.

(sas)

Komentar

Terbaru