MANAberita.com – ANGGOTA Yonif 11 Brigif 3 Pasmar 3 Sorong, Prada Mar Sandi Darmawan diduga tewas, usai dianiaya oleh beberapa orang seniornya di Sorong, Papua Barat.
Berdasarkan keterangan resmi dari Dinas Penerangan TNI AL, peristiwa itu terjadi di Barak Kompi C Yonif 11 Mar pada 7 Juli lalu.
Korban diduga melakukan pencurian ATM milik satu angkatan di Barak Kompi C Yonif 11 Mar. Korban lantas dianiaya oleh seniornya yang berjumlah enam orang.
“Semenjak kejadian pemukulan hingga tanggal 15 Juli 2020, korban lalu dirawat secara intern di Barak Kompi C oleh para seniornya,” ditulis dalam keterangan resmi.
Kondisi Sandi semakin memburuk. Korban dibawa ke BK Koarmada III selanjutnya dirujuk ke RSAL dr. Oetojo, Kota Sorong.
Kemudian Jumat (15/7) sekitar pukul 20.00 WIT, korban dievakuasi ke Ruang UGD dr. Oetojo Kota Sorong dengan menggunakan mobil ambulans.
Meski telah mendapat tindakan medis lanjutan, Sandi meninggal dunia pada Sabtu (16/7). Jenazah Sandi lalu diserahkan kepada orang tuanya di Kabupaten Pamekasan, Madura.
Sementara itu keenam pelaku penganiayaan hingga saat ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh Pomal Lantamal XIV Sorong.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono memastikan akan memecat para prajurit jika terbukti menganiaya junior hingga meninggal dunia.
Dalam berbagai kesempatan, Yudo juga telah menegaskan kepada seluruh prajurit TNI Angkatan Laut untuk tak lagi menggunakan cara-cara kekerasan kepada junior. Yudo mengatakan akan menindak tegas dengan pemecatan apabila prajurit tetap melakukannya.
Kabar kematian Sandi mengejutkan keluarga besarnya di Pamekasan. Jenazah Sandi tiba di rumahnya diantar prajurit TNI, Minggu (17/7) pukul 19.30 WIB.
Pihak keluarga terdapat banyak luka di sekujur tubuh Sandi. Keluarga menduga bekas luka itu akibat penyiksaan.
Kakak kandung Sandi, Fuji Linda Lestari mengatakan informasi awal kematian adiknya bukan dari instansi TNI AL, melainkan dari pihak lain.
Bahkan foto-foto luka bekas penyiksaan adiknya banyak beredar dari berbagai pesan secara berantai.
“Keluarga kami sangat syok karena tidak terdengar sakitnya, tiba-tiba sudah mau dikirim mayatnya,” kata Fuji, Senin (18/7).
(sas)