MANAberita.com – PRESIDEN Joko Widodo diketahui bertemu dengan Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol sebelum bertolak ke Tanah Air. Dalam pertemuan tersebut, sempat membahas denuklirisasi hingga isu Myanmar.
“Sementara itu, kedua pemimpin tentunya juga melakukan diskusi mengenai beberapa isu kawasan internasional. Seperti isu denuklirisasi Semenanjung Korea, isu Myanmar, dan lain-lain,” ungkap Menlu Retno Marsudi dalam YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (28/7/2022).
Menlu Retno menambahkan jika Presiden Jokowi menyampaikan secara langsung undangan kepada Presiden Yoon untuk menghadiri KTT G20 di Bali.
Ia juga mengatakan jika Kerja sama RI dengan Korsel akan semakin erat.
“Tahun depan, tentunya kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan akan lebih intensif, dengan posisi Indonesia sebagai Ketua ASEAN,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan dalam pertemuan dengan Presiden Korsel, dibahas kerja sama pengembangan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, termasuk soal pembangunan sistem penyediaan air minum. Jokowi menyatakan Indonesia merupakan salah satu mitra penting Indonesia di Asia Timur.
“Indonesia dan Korea Selatan adalah mitra strategis khusus dan tahun depan kita juga akan memperingati 50 tahun persahabatan dua negara kita,” kata Jokowi dalam jumpa pers bersama seperti dilihat di akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (28/7).
Jokowi yakin, di bawah kepemimpinan Presiden Yoon, kemitraan Korsel dan Indonesia akan makin kokoh. Salah satu yang menjadi prioritas ialah kemitraan di bidang ekonomi.
“Kita menyambut baik tren perdagangan bilateral yang terus meningkat dan kita sepakat untuk membuka akses pasar mengatasi hambatan-hambatan perdagangan dan mempromosikan produk-produk unggulan kedua negara,” ujar Jokowi.
Dia menyampaikan, investasi Korsel di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat. Khususnya di bidang industri baja, petrokimia, baterai kendaraan listrik, industri kabel listrik, telekomunikasi, hingga energi terbarukan.
Sementara itu, Presiden Korsel Yoon sebelumnya mengungkapkan pandangan kedua kepala negara soal ancaman nuklir. Yoon mengatakan sepakat untuk perdamaian dunia.
“Kami berdua memiliki pandangan yang sama bahwa ancaman nuklir dan rudal Korea Utara mengkhawatirkan dan sepakat berupaya bersama untuk menyatukan masyarakat internasional dalam menghadapi hal tersebut,” kata Yoon.
Dia juga membicarakan soal kerja sama pengembangan proyek jet tempur KF21 yang telah sukses melakukan uji terbang perdana. Dia mengatakan Indonesia dan Korsel bertekad untuk terus meningkatkan kerja sama pengembangan jet tempur ini agar berjalan hingga selesai.
“Kerja sama bidang pertahanan dan industri pertahanan adalah pilar penting dalam hubungan kedua negara. KF21 atau IFX jet tempur generasi terbaru yang dikembangkan oleh kedua negara telah sukses dilakukan uji terbang perdana beberapa waktu ini dan kedua negara menyambut capaian tersebut,” katanya.
(sas)