Profil Pendiri Mualaf Center Indonesia, Jual Rumah-Moge Rp14 M Bantu Korban COVID-19

  • Sabtu, 15 Oktober 2022 - 21:13 WIB
  • Nasional

MANAberita.com – PENDIRI Mualaf Center Indonesia Steven Indra Wibowo atau yang sering disapa Koh Steven meninggal dunia pada Jumat (15/10/2022), kemarin malam seusai menunaikan salat Isya di Surabaya pada pukul 19.21 WIB.

Koh Steven lahir dengan nama Indra Wibowo bin Haryadi Sila di Jakarta pada 14 Juli 1981. Semasa hidupnya, banyak kegiatan Koh Steven yang menunai sorotan.

Salah satunya ialah saat ia menjual rumah dan koleksi motor besarnya senilai Rp 14 miliar untuk dijadikan sumber bantuan bagi yang membutuhkan saat COVID-19 melanda di Indonesia.

Mengutip laman Detikcom, cerita tersebut bermula saat Koh Steven, yang bekerja di perusahaan riset di Singapura menerima kabar terkait penyebaran virus Corona di China. Kabar tersebut, ia dapati dari kliennya yang berasal dari lembaga internasional.

“Saya bekerja di perusahaan riset di Singapura, klien kami dari UN, WHO dan kawan-kawannya. WWF juga pernah, Unicef juga sering, pokoknya anak kakinya UN, termasuk juga ASEAN. Kemudian teman-teman dari WHO sempat membuat peringatan, akan ada global pandemic dari China yang menjalar ke seluruh dunia,” ujar Koh Steven, Mei 2020.

“Januari saya masih umroh, tapi doktor-doktor di Saudi, teman saya, mengatakan, kalau kita (Saudi) begini terus akan terpapar juga, mendengar itu, aku balik ke Indonesia mau bikin masker dulu, ini (masker) bakalan langka, kalau dibilang induknya adalah MERS, berarti penularannya lewat droplet,” ungkap peraih gelar doktor di salah satu universitas di Arab Saudi.

Sesaat kembali ke Indonesia, Koh Steven menjual salah satu rumahnya senilai Rp 5,5 M. Rumah itu ia jual cepat, dari harga Rp 7,7 M sesuai NJOP. Begitu uang diterima, ia segera memesan alat produksi dan bahan baku masker dari Jepang.

“Kebetulan ayah saya masih CEO di property agent di Indonesia, sambil produksi masker, saya umroh lagi Februari, dan ternyata di Mekkah sudah ada rencana mengunci akses luar, ini sangat serius, masker yang telah diproduksi sendiri itu, saya timbun dulu, saat itu,” katanya.

Ia melihat ketika awal tahun 2020, pemerintah Indonesia masih belum menanggapi serius perihal COVID-19. Hal itu yang memicunya untuk segera mengambil langkah sedini mungkin, selain masker juga, ia membuat hazmat dan PPE yang mengikuti panduan dari WHO. Ia kembali mengimpor bahan baku dan menambah mesin.

Baca Juga:
Penjelasan Tri Suaka dan Zinidin Zidan yang Batal Manggung di Bogor

“Saya taruh mesin di beberapa rumah, karena virus ini orang enggak boleh kumpul, makanya kita bagi beberapa titik, hal itu antisipasi andai ada satu keluarga yang terinfeksi, kita akan sediakan bahan makanan dua bulan bagi mereka, mesinnya kita ambil dan sterilisasi hingga kita bisa produksi lagi,” ujar ayah empat anak ini.

Saat gejala virus Corona nampak, Koh Steven bersama Mualaf Center Indonesia kemudian membagi-bagikan ratusan ribu masker medis – non medis 3 ply, surgical gown, faceshield, hazmat dan PPE kepada petugas yang bekerja di garda terdepan penanganan COVID-19, dan juga masyarakat umum.

Peralatan pelindung medis ini juga diberikan kepada pengelola layanan kesehatan yang dikelola oleh yayasan keagamaan tertentu.

“Ini bukan gerakan keagamaan lagi, karena kita muslim diajarkan seperti itu. Inilah Islam yang Rahmatan lil alammin, Islam mengajarkan muslim untuk bekerja sosial dan orang lain bisa mendapatkan manfaatnya, hazmat-hazmat kemarin banyak Keuskupan yang minta, rumah sakit Katolik, sekolah-sekolah Kristen Protestan yang punya rumah sakit mereka minta, bahkan dari yayasan Hindu di Bali mereka minta, mereka punya dua rumah sakit yang besar,” ucapnya.

Baca Juga:
Kawan Lama Group Buka Suara usai Dugan Pelecehan Seksual di Grup WA

“Enggak masalah, yayasan Budha juga di Indonesia juga mereka minta untuk beberapa rumah sakit mereka tidak masalah. Merka harus melihat inilah Islam, ini yang diajarin dalam Islam, ini yang diajarkan Allah dan rasulnya, ini yang bener rahmat buat semua orang, kita enggak ada tendensius apa-apa,” ucapnya melanjutkan.

Awalnya, Koh Steven enggak diliput oleh media. Namun, hingga suatu ketika seorang wartawan yang kenalannya meyakinkan nya agar apa yang dilakukannya bisa diduplikasi oleh lebih banyak orang.
“Dia meyakinkan saya, katanya kalau hanya ditampilkan di Instagram, orang yang berpotensi mengikuti hanya sebatas yang di IG saja, tapi kalau ini masuk ke media, mungkin jutaan orang bisa sama-sama saling bantu,” katanya.

“Kalian bisa contoh, duplikasi apa yang kita lakukan. Saya tidak butuh pujiannya,” tegasnya.

Salat jenazah untuk mendiang Koh Steven yang dipimpin Eks Gubernur Jabar Ahmad Heryawan Foto: Bima Bagaskara/detikJabar
Sampai hari ini, Koh Steven telah menjual dua rumahnya, tujuh mobil dan tiga motor besar kepunyannya. Semua ia jual dengan harga lebih murah, agar umat bisa lebih cepat terbantu. Istri dan anak-anaknya pun mendukung langkahnya. “Istri selow, anak-anak juga bantu angkat-angkat,” katanya.

Baca Juga:
Seorang Bapak Penjual Balon Gemetar Menahan Tangis, Netizen: Sedih Banget

Selain lewat peralatan pelindung medis, ia dan Mualaf Center Indonesia juga membagikan ratusan ribu paket sembako yang disebar di 43 kabupaten/kota di 28 provinsi dari koceknya sendiri.

“Aku cuma bikin gerakannya, di daerah bisa mengikuti, saya hanya bikin sampel, kalian yang copy paste, alhamdulillah banyak juga yang menambahkan di paket sembakonya,” katanya.

“Kalau hanya memikirkan diri sendiri, akan ada batasnya. Tapi kalau memikirkan kepentingan lebih banyak orang, Insya Allah kita akan bisa melewati ini semua,” tuturnya yang memeluk Islam sejak berusia 19 tahun itu.

(sas)

Komentar

Terbaru