MANAberita.com – BADAN Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sempat memberikan rekomendasi usia saat hamil dan menjadi pembahasan publik.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyebutkan usia ideal seorang ibu mengandung atau usia ideal untuk hamil ialah antara 20 hingga 35 tahun.
Rekomendasi tersebut memang bukan berarti larangan keras untuk hamil di luar usia tersebut. Namun, anjuran usia seorang ibu hamil didasari oleh berbagai penelitian mengenai risiko yang mungkin diterima oleh ibu maupun anak yang ada dalam kandungan.
Berikut ini berbagai risiko kesehatan yang mungkin terjadi pada ibu yang mengandung di bawah usia 20 tahun:
- Risiko kematian selama mengandung
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan risiko kematian ibu paling tinggi terjadi pada perempuan yang hamil di bawah 15 tahun. Selain itu juga WHO menjelaskan perempuan yang hamil antara usia 10 hingga 19 tahun menghadapi risiko yang lebih besar terhadap eklampsia dan berbagai infeksi sistemik dibandingkan ibu hamil di usia 20-24 tahun.
Dalam basis data yang digunakan pada penelitian di jurnal The Lancet Global Health tahun 2014 menunjukkan bahwa menunda kehamilan hingga usia 20-14 tahun dapat mencegah 70 persen kematian ibu.
Sebuah penelitian yang terbit pada 2021 juga menemukan bahwa ibu hamil berusia di bawah 20 tahun mengalami peningkatan risiko kematian dan mengalami gejala berat jika terpapar Covid-19.
Penelitian yang dilakukan oleh Mexican National Surveillance Program ini terbit dalam jurnal di Elsevier Public Health Emergency Collection.
- Risiko kesehatan yang lebih besar bagi ibu
WHO menyebut jika perempuan hamil di usia 10-19 tahun menghadapi berbagai risiko kesehatan yang lebih besar seperti eklampsia dan infeksi sistemik.
Dikutip dari penelitian yang Draper Fund Report, risiko kesehatan lain yang mungkin terjadi seperti pendarahan selama kehamilan, toksemia, persalinan yang sulit, pendarahan saat persalinan, dan juga anemia berat.
- Risiko kesehatan yang mengancam bayi
Bukan hanya ibu yang akan merasakan masalah kesehatan jika hamil sebelum berusia 20 tahun. Tapi, bayi dalam kandungan juga bisa mengalami berbagai risiko kesehatan.
WHO menyebut, bayi yang dikandung ibu remaja menghadapi risiko besar kesehatan seperti berat badan lahir rendah (BBLR), lahir prematur, berbagai kondisi kesehatan yang berat, hingga dapat berujung kematian.
Hal ini berkaitan dengan sel telur remaja yang belum berada pada kualitas terbaiknya.
Menurut penelitian yang terbit tahun 2017 dalam jurnal Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology, hal ini berkaitan dengan berbagai faktor seperti perilaku, psikososial, dan ekonomi.
- Risiko kesehatan mental ibu lebih besar
Kehamilan di masa remaja juga punya risiko besar dalam kesehatan mental ibu dan bayi.
Dikutip dari Healthline, ibu akan mengalami berbagai hal yang dapat mengubah kondisi mentalnya seperti kurang tidur, menjaga bayi, hingga kemungkinan putus sekolah.
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Pediatrics menemukan bahwa risiko mengalami depresi pasca persalinan pada ibu remaja lebih besar dibandingkan ibu berusia 20 tahun lebih.
Level stres pada ibu remaja juga diketahui lebih tinggi yang membuat risiko mengalami gangguan kesehatan mental lebih besar. Bahkan, risiko melakukan percobaan bunuh diri pada ibu remaja lebih tinggi dibanding dengan remaja pada umumnya.
- Usia 20-an tahun paling baik untuk hamil
Alasan lain mengapa sebaiknya perempuan hamil di atas usia 20 tahun adalah tingkat kesuburan. Dikutip dari Healthline, perempuan berada di masa paling subur dan paling besar mengalami kehamil di usia 20 tahun.
Ini karena di usia 20 tahun, perempuan memiliki jumlah sel telur paling tinggi. Tidak hanya itu, kualitas sel telur perempuan di usia 20 tahun juga sangat bagus. Hal yang membuat usia 20 tahun sebagai waktu terbaik untuk hamil adalah risiko kesehatan yang minim.
Menurut Parents, hamil di usia 20 tahun memiliki risiko lebih sedikit untuk mengalami berbagai komplikasi kesehatan seperti keguguran, kehamilan abnormal, dan berbagai isu kesehatan lain seperti diabetes gestasional. Secara garis besar, ini karena tubuh perempuan dapat menanggung berbagai dampak dari kehamilan.
Di samping itu, usia 20-an tahun merupakan usia di mana perempuan masih memiliki energi yang besar untuk membesarkan anak. Ibu di usia 20-an tahun juga biasanya telah memiliki mental yang stabil dibanding remaja.
(sas)