MANAberita.com – SEORANG guru di SMK Telkom Sekar Kemuning Kota Cirebon, Jawa Barat, Muhammad Sabil Fadilah diberhentikan oleh instansi tempatnya bekerja tak lama usai dirinya berkomentar kritikan di Instagram Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK).
Sabil menceritakan awalnya ia mengomentari unggahan RK yang memperlihatkan RK tengah melakukan zoom bersama sejumlah siswa SMPN 3 Kota Tasikmalaya pada Selasa (14/3) pagi. Ia mengaku spontan saja menuliskan komentar itu lantaran unggahan RK muncul di timeline Instagram pribadinya @sabilfadhillah.
“Dalam zoom ini, maneh teh keur (anda itu lagi) jadi gubernur Jabar atau kader partai, atau pribadi?,” tulis Sabil.
Sekitar setengah jam kemudian, komentarnya itu dibalas oleh RK. Selain itu, RK juga menyematkan komentar Sabil, sehingga isian komentar Sabil menjadi urutan teratas pada saat itu.
“Ceuk maneh kumaha (menurut kamu gimana?),” jawab RK.
Setelah komentarnya dibalas dan disematkan oleh RK, Sabil mengaku menerima banyak komentar pedas dari warganet. Warganet juga ‘menyerbu’ akun Instagram SMK Telkom Sekar Kemuning dengan komentar pedas.
Selain itu, RK menurutnya juga menuliskan pesan atau direct message Instagram ke instansinya bekerja. “Tidak pantas seorang guru seperti itu,” tulis RK dengan melampirkan tangkapan layar komentar Sabil saat itu.
Akibatnya, pada hari yang sama, SMK Telkom Sekar Kemuning Kota Cirebon yang berada di bawah Yayasan Miftahul Ullum melayangkan pemecatan kepadanya melalui surat bernomor 422/025/YMU-SK/III/2023 tentang Pengakhiran Hubungan Kerja.
Yayasan tersebut memberhentikan Sabil dengan alasan melanggar etik guru, tata tertib yayasan, dan dinilai melanggar UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
“Tidak hanya itu, RK memberikan perintah ke Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD), lalu kepala KCD menghubungi kepala sekolah saya untuk melepaskan atau mencabut data Dapodik saya dari sekolah,” lanjut Sabil.
Dengan dugaan permintaan RK itu, maka data-data Sabil di dalam dapodik terancam dihapus secara permanen yang kemudian berimbas dirinya yang tidak bisa lagi mengajar di instansi manapun.
Sabil selanjutnya mendapatkan informasi dari operator sekolah bahwa namanya juga telah resmi dihapus dari Dapodik per 14 Maret 2023 dengan alasan keluar mutasi.
“Jadi saya sudah tidak lagi mengajar di lembaga sekolah,” tuturnya.
Selanjutnya, Sabil dihubungi oleh Kepala Sekolah SMK Telkom Sekar Kemuning Kota Cirebon. Ia diberitahu akan dimintai keterangan oleh KCD X dan Dinas Pendidikan Jawa Barat pada Rabu (15/3) kemarin. Namun KCD X memberikan informasi lanjutan bahwa tidak perlu sampai menghadap ke Dinas Pendidikan.
“Namun sampai sekarang belum dikontak sama KCD X,” lanjut Sabil.
Sabil mengaku memilih menggunakan kata ‘maneh’ lantaran ia menganggap persona RK yang akrab dengan pengikutnya di media sosial sehingga membuatnya tak berpikir lebih panjang untuk menggunakan kata yang ia akui kemudian kurang sopan itu.
“Kan RK mah akrab dengan para followersnya, jadi pakai diksi maneh. Ya saya sadar sebagai yang lebih muda memang tidak sopan ke yang lebih tua,” kata Sabil.
Selain itu, kritik itu Sabil sampaikan mengingat dalam potongan video yang diunggah RK, terlihat RK mengenakan jas partai Golkar. Padahal menurutnya zoom itu diikuti oleh peserta didik, sehingga kurang sesuai.
“Jadi saya mempertanyakan kapasitas beliau apa dengan berjas kuning di hadapan dunia pendidikan,” ujarnya.
Adapun Sabil juga tidak berniat membuat tuntutan atau memproses secara hukum atas pemecatannya. Sabil mengaku dirinya sudah legowo dengan keputusan yayasan Miftahul Ullum yang memberhentikannya itu.
“Jika dipanggil kembali pun, saya sih merasa malu ya, malu karena sekolah menjadi korban netizen yang berkomentar pedas. Jadi, tidak ada tuntutan hukum atau apapun, saya menerima keputusan sekolah atau yayasan,” ujar Sabil.
Klarifikasi Kang Emil Terkait Pemecatan Sabil
RK atau yang akrab disapa Kang Emil telah memberikan klarifikasi terkait polemik pemecatan Sabil pasca membubuhkan komentar di Instagramnya. Ia mengaku kaget mendengar kabar itu.
RK pun menegaskan seorang pemimpin harus terbuka dan terbiasa terhadap kritik walaupun terkadang disampaikan secara kasar. Klarifikasi itu RK sampaikan melalui unggahan di akun Instagram pribadinya @ridwankamil, Rabu (15/3).
“Sudah ribuan kritik masuk, dan selalu saya respons dengan santai dan biasa saja. Kadang ditanggapi dengan memberikan penjelasan ilmiah, kadang dibalas dengan bercanda saja,” kata RK.
RK melanjutkan akibat kritikan kurang sopan itu disampaikan oleh seorang guru, maka dikhawatirkan dapat ditiru guru lain atau bahkan peserta didik. Dengan demikian, pihak yayasan menurutnya memberikan tindakan tegas sesuai peraturan sekolah yang bersangkutan.
“Karenanya setelah berita itu hadir, saya sudah mengontak sekolah/yayasan agar yang bersangkutan untuk cukup dinasehati dan diingatkan saja, tidak perlu sampai diberhentikan,” ujar RK.
RK pun mewanti-wanti dalam zaman tanpa sensor di sosial media ini, maka sudah menjadi kewajiban para orang tua, guru, dan pemimpin untuk saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran dalam bermedia sosial.
(sas)