Manaberita.com – DEWAN Kehormatan DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan memanggil kadernya Effendi Simbolon, usai memberi sinyal dukungan kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Sinyal dukungan kader PDIP itu disampaikan saat dirinya mengundang Prabowo dalam acara Rakernas Marga Simbolon di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/7) lalu.
Melansir dari CNN Indonesia, Effendi menginginkan Indonesia dinakhodai pemimpin andal. Anggota Komisi I DPR tersebut menilai kriteria tersebut ada pada Prabowo Subianto.
Menurutnya, Indonesia perlu pengganti Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sanggup berkompetisi di dunia internasional dan menjalin keharmonisan dari Aceh hingga Papua.
“Saya pribadi, secara jujur berharap Indonesia dinakhodai pemimpin yang punya keandalan. Secara jujur dan objektif, saya melihat figur itu ada di Pak Prabowo,” ujar Effendi usai mengantar Prabowo yang hadir dalam Rakernas.
Effendi merupakan salah satu politikus senior PDIP. Ia sudah duduk di kursi DPR sejak 2004 lalu. Pemilik nama lengkap Effendi Muara Sakti Simbolon itu lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 1 Desember 1964 .
Ia mendapat gelar S1 Manajemen Perusahaan di Universitas Jayabaya pada 1988 lalu. Setelah itu, ia mengenyam pendidikan S2 Ilmu Politik dan S3 Hubungan Internasional di Universitas Padjadjaran pada 2011-2013 serta 2013-2015.
Sebelum berkiprah di Senayan, Effendi pernah menjabat sebagai Asisten Direktur Djajanti Group pada 1987-1991. Selain itu, ia juga pernah mengemban beberapa posisi penting di PT Chandra Asri (Bimantara Group), PT Sinar Alam Lestari, hingga PT Pupuk Kaltim.
Effendi pernah bersaing dalam Pilgub di Sumatra Utara pada 2013. Namun, ia yang saat itu diusung PDIP dan berpasangan dengan Jumiran Abdi harus kalah dari pasangan Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Nama Effendi belum lama ini pernah bahan pembicaraan publik. Saat itu, ucapan kontroversialnya soal Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai gerombolan menuai kecaman.
Effendi melontarkan kata-kata tersebut dalam rapat kerja Komisi I DPR RI bersama Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa pada tahun lalu. Saat itu Effendi juga menyinggung hubungan yang tak harmonis antara Andika dengan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.
(Rik)