MANAberita.com – POLDA Sumatera Barat angkat bicara terkait penangkapan belasan massa saat aksi demo penolakan proyek strategis nasional (PSN).
Direktur Reskrimum Polda Sumbar Kombes Andry Kurniawan mengungkapkan belasan massa tersebut ditangkap lantaran mengganggu proses pemulangan warga. Kata dia, warga dipulangkan karena sudah beberapa hari berada di Masjid Raya Sumbar.
“Itu di masjid raya, bukan ditangkap tapi diamankan, ketika memang menghalangi proses pemulangan warga ya, jadi ini ketika warga yang berada di masjid sudah 6 hari itu,” kata Andry saat dihubungi, Sabtu (5/8).
Andry menyebut mereka dipulangkan lantaran mengganggu aktivitas jemaah di Masjid Raya. Ia juga menyampaikan sejumlah anak juga terlibat dalam aksi demo tersebut.
“Di situ melibatkan anak kecil, kita sudah koordinasi sama KPAI itu enggak boleh anak kecil, dia anak sekolah banyak yang sakit jadi sudah 5-6 hari,” ucap Andry.
“Mengganggu pula ke masjid, jemaah, itu tadi DKMnya juga sudah menyampaikan rilisnya dari selama 5 hari itu sangat mengganggu jemaah yang ada di masjid,” sambungnya.
Mengutip CNN Indonesia, Andry menyampaikan jika saat ini belasan massa tersebut juga masih menjalani proses pemeriksaan untuk mengetahui peran mereka dalam peristiwa tersebut.
“Masih proses interogasi ya namanya, perannya sebagai apa di sana segala macam,” ujarnya.
Sebelumnya, belasan massa yang mengikuti aksi demo warga Air Bangis menolak proyek strategis nasional (PSN) di Kantor Gubernur Sumatera Barat ditangkap aparat kepolisian.
Berdasarkan unggahan di akun Instagram @yayasanlbhindonesia, peristiwa bermula saat 1.500 warga Air Bangis melakukan aksi demo penolakan PSN pada Senin (31/7) di Kantor Gubernur Sumbar.
“Tuntutan masyarakat bertemu Gubernur Sumbar dialog secara langsung. Namun hingga Jumat 4 Agustus 2023 Gubernur Sumbar tak pernah menemui masyarakat yang demonstrasi. Gubernur malah menemui massa tandingan dan bersilaturahmi di saat salat subuh,” demikian keterangan dalam unggahan itu seperti dikutip Sabtu (5/8).
Kemudian pada Jumat (4/8), Wakil Bupati Pasaman Barat bersama Polresta Padang mengajak warga Air Bangis untuk pulang ke Air Bangis. Mereka juga sudah menyiapkan bus untuk membawa warga.
Satu hari kemudian, atau pada hari ini, utusan warga dan mahasiswa akhirnya melakukan dialog dengan Pemprov Sumbar di Gubernuran Sumatera Barat.
Sembari menunggu hasil dialog tersebut, warga kemudian berselawat di Masjid Raya. Namun, secara tiba-tiba aparat kepolisian mendatangi mereka dan berujung pada aksi penangkapan.
“Aparat kepolisan secara brutal memasuki area Masjid dengan mengenakan sepatu menangkap warga. Selain warga, 6 orang pendamping dari YLBHI-LBH Padang dan PBHI beserta beberapa mahasiswa juga turut ditangkap dan digelandang ke Mapolda Sumatera Barat,” tulis unggahan tersebut.
(sas)