MANAberita.com — WARGA yang selamat dari terjangan tsunami di pesisir Kota Palu menyaksikan air laut seperti mendidih. Sebelum terjadi tsunami.
Dentuman keras di tengah laut juga terdengar. Kemudian muncul ombak besar menuju pesisir Palu.
Peneliti BMKG yang sejak hari Ahad melakukan verifikasi model dan kondisi di lapangan menemukan hasil sementara. Penyebab tsunami di Palu dan Donggala diduga bukan karena gempa tektonik. Tapi terbangkitkan oleh longsoran bawah laut setelah gempa bumi.
“Kami melakukan pengukuran dan wawancara kepada masyarakat terkait ketinggian tsunami, inundasi dan run up,” kata Jimmi Nugraha, peneliti BMKG yang melakukan penelitian, mengutip Makassar Terkini.
Penelitian oleh BMKG ini akan dilakukan sampai besok. Menyisir dua jalur Palu dan Donggala bagian timur dan barat. Mulai daerah Sabang Loli. Memutar Palu hingga Labean. Tempat tsunami 1968 di Mapaga.
“Longsoran laut berada di sekitar daerah Marana,” kata Jimmi.
Peneliti juga menemukan, gelombang air berpisah ke utara dan selatan akibat longsoran di Marana.
“Longsoran ditandai dentuman keras dan buih seolah air mendidih,” kata Jimmi.
Menurut Jimmi, gempa tidak hanya menyebabkan longsoran di bawah laut. Tapi juga di darat.
“Tapi longsoran di darat bukan pemicu tsunami,” ujarnya. (Zee)