Keluarga Tewas Diseret Tsunami, Adit Akhirnya Diangkat Anak Oleh Polisi

  • Selasa, 01 Januari 2019 - 21:11 WIB
  • Viral
Adit dan keluarga barunya
Adit dan keluarga barunya

MANAberita.com — KISAH tentang Adit diketahui publik bermula dari postingan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lampung Selatan yang tengah membagi bantuan pada korban bencana tsunami.

Saat kejadian tsunami Selat Sunda, ia sedang mengikuti Invitasi Sepak Bola U-13 Pra Penyisihan Asia.

Takdir Tuhan berkata lain. Saat pulang, rumahnya di Desa Kunjir, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan luluh lantak diterjang tsunami Selat Sunda.

“Tatapan kosong, sampai hari ketiga kami tidak tega memberi tahu kalau ibu dan adiknya meninggal,” Kata Ketua IDI Lampung Selatan Wahyu Wibisono.

Semula, Adit tinggal bersama pengungsi lainnya di Desa Totoharjo. Beberapa kali Adit mengajak menengok rumahnya.

Wahyu mengaku merasa sedih, miris dan tak kuasa melihat tatapan kosong Adit. Setiap diberi sumbangan berupa snack, biscuit, susu kotak, selalu disimpan dan dimasukkan ke dalam tasnya.

“Tasnya sampai penuh makanan dan minuman tetapi dia selalu katakan ini untuk adik,”ujarnya.

Adit akhirnya bertemu dengan sang ayah dan mereka pulang ke rumah saudaranya di Desa Way Muli, Kalianda.

Meskipun demikian, sang ayah tetap enggan memberi tahu tentang kondisi ibu dan adiknya.

“Ayahnya lalu berdalih mengajak menengok ibu dan adiknya di rumah sakit ketika itu, untuk menghibur Adit seolah-olah keluarganya masih lengkap,” tutur Wahyu.

Tidak mungkin terus menyembunyikan keadaan yang sebenarnya dari Adit. Tim trauma healing cepat dan intens mengatasi depresi pada anak itu.

“Adit akhirnya diajak ke kuburan ibu dan adiknya dan sekarang dia sudah lebih baik dan bisa menerima kenyataan,” tutur Wahyu.

Kini, Adit juga menjadi anak angkat dari Aipda Turono, anggota Polres Pesawaran yang bertugas di lokasi bencana.

Wahyu mengatakan, pihaknya sebenarnya hanya mengatasi kesehatan jasmani pada korban bencana. Namun, di lapangan, pihaknya juga kadang harus berperan mengobati kejiwaan korban.

Baca Juga:
Niatnya Bercanda, Mata Siswa SD di Lamongan Buta Usai Dilempar Pakai Tusuk Sate Oleh Teman Kelasnya

“Kami tidak tega melihat kondisi seperti ini,” tutupnya.

Diangkat anak

Pada hari kedua bencana tsunami Selat Sunda, Aipda Turono dan istri mulanya datang membawa bantuan kebutuhan balita di Posko Totoharjo.

Saat menurunkan barang, dia melihat ada seorang anak yang duduk sambil melamun sendirian di antara lalu lalang orang banyak.

“Lalu saya tanya kenapa melamun, seketika dia langsung ingin dipeluk dan duduk di pangkuan saya,” kisahnya.

Baca Juga:
Oknum Sopir Bus Kurnia Jaya Jakarta -Purwokerto Paksa Turun dan Tampar Penumpang

Adit langsung menangis sejadi-jadinya sementara Turono sendiri belum tahu apa penyebab kesedihan anak tersebut.

“Saya peluk dan terus saya semangati. Adit menangis sampai setengah jam baru dia merasa bisa lebih tenang,” kata dia lagi.

Sejak saat itu, Turono langsung merasakan bahwa Adit yang memiliki nama lengkap Ahmad Dinata Adit Saputra memiliki kedekatan emosional dengan dirinya.

Turono meminta Adit memanggilnya dengan sebutan papi dan istrinya dengan panggilan mami.

Hari keempat, Turono kembali ke lokasi bencana di Totoharjo. Dia dan istrinya memberi kejutan dengan membelikan Adit baju dan sepatu bola.

Baca Juga:
Giring Nidji Minta Izin Menikah Lagi, Istri Nangis Gak Terima, Ternyata….

Betapa senangnya Adit saat itu. Begitu Turono tiba, Adit langsung berlari dan memanggilnya papi.

Aipda Turono pun berinisiatif bertemu dengan ayah Adit, Subandi, dan mengajak Adit ikut ke rumahnya di Kabupaten Pesawaran, berjarak 110 kilomenter dari lokasi bencana.

Subandi adalah seorang ABK kapal nelayan yang pekerjaannya serabutan. Adit pun bermalam dan berbaur bersama keluarga dan tetangga Turono di Pesawaran.

“Adit cepat berbaur dengan anak-anak seumurannya dan dia mengajarkan cara bermain bola, bahkan dia juga rajin menunaikan salat lima waktu,” jelasnya.

Adit tampak terhibur di rumah Turono. Namun, sesekali tampak tatapan kosong di wajahnya.

Baca Juga:
Presiden Jokowi Beserta Ibu Iriana Bagikan Bansos hingga Belanja Buah di Pasar Petisah

“Saya langsung menegurnya. Hayo, jangan melamun,” begitu Turono menghibur Adit.

Sekalipun Adit merasa terhibur dan mendapat perhatian lebih dari beberapa pihak, namun dia tetap merindukan kampung halamannya.

“Tiga hari di rumah saya, dia bilang, Papi, Adit kangen sama keluarga,” kisah Turono.

Sekarang, Adit kembali pada keluarganya di Desa Way Muli.

“Kapan pun Adit ingin ke rumah papinya, saya akan menjemputnya,” tutup Turono. (Dil)

Komentar

Terbaru