MANAberita.com — SUKINEM alias Mbah Mentil ditemukan tewas di kiosnya Pasar Setono Betek, Kota Kediri, Senin (28/01) dan ditemukan dalam kondisi tubuh terlentang.
Dia dibunuh oleh Dedyk, kekasih brondongnya usai puas disetubuhi di kios miliknya.
Kasus pembunuhan Mbah Mentil, nnenek75 tahun akhirnya berhasil diungkap oleh Satreskrim Polres Kediri, Rabu (14/02).
Terungkap, pembunuhan Mbah Mentil ternyata berlatar belakang asmara dengan pelaku, yang notabene kekasih brondongnya.
Sebelumnya, korban ditemukan meninggal dalam kondisi telentang di kasur tempat tinggalnya, yakni sebuah kios yang berada di Pasar Setono Betek, Kota Kediri.
Dua pelaku pembunuhan Mbah Mentil, diamankan dan ditangkap oleh polisi.
Mereka adalah, Dedyk Asmawan alias Glowor (26) dan Ahmad Setiawan (25). Keduanya warga Desa/Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri.
Dari hasil pemeriksaan nenek dibunuh kekasih brondongnya, petugas dan hasil visum, terungkap sebelum pelaku utama Dedyk Asmawan menghabisi Mbah Mentil, dia terlebih dahulu menyetubuhi korbannya.
Selisih usia Mbah Mentil dengan kekasih brondongnya adalah 49 tahun.
Hasil visum ditemukan ceceran sperma pelaku di tubuh korban.
Namun setelah selesai berhubungan badan, pelaku kemudian mencekik leher korban serta membekap hidungnya dengan kerudung korban warna coklat.
Akibat perbuatan pelaku, korban tewas dengan kondisi terlentang di kasur kiosnya, yang ada di Pasar Setono Betek, Kota Kediri.
Kapolres Kediri AKBP Anthon Haryadi menjelaskan, kasus ini terungkap dari hasil pemeriksaan saksi dan penyelidikan petugas.
Dari keterangan saksi kasus nenek dibunuh kekasih brondongnya, didapatkan informasi korban memiliki kekasih brondong.
Selanjutnya dilakukan pencarian terhadap pelaku di wilayah Pagu dan petugas menemukan tersangka.
Setelah korban tidak sadarkan diri, pelaku mengambil perhiasan milik korban terdiri 2 buah gelang dan 2 buah cincin emas yang terpakai di tangan korban.
Pelaku juga mengambil surat perhiasan tersebut serta uang tunai Rp 1.600.000 yang diselipkan di stagen korban.
Selanjutnya, korban ditutup dengan kain jarit dan tersangka pergi ke Alun-Alun Kota Kediri.
Melansir Tribun Jateng, hubungan badan antara si pemuda dan si Mbah bahkan sudah dilakukan selama lima tahun. Sejak Dedyk mengenal, berpacaran, dan menjalin kasih dengan Mbah Mentil pada tahun 2013.
Tragedi nenek dibunuh kekasih brondongnya ini diulas oleh Wahyu Utami, MSi, M.Psi.
Psikolog yang juga Staf Pengajar Fakultas Dakwah Jurusan Psikologi Institut Agama Islam (IAIT) Tribakti Kota Kediri, mengatakan, dari kisah Dedyk dan Mbah Kantil, Dedyk diduga menderita kelainan yang disebut oedipus complex.
Menurutnya, oedipus complex faktor penyebabnya setiap orang berbeda.
Bisa jadi karena faktor biologis, psikologis dan lingkungan sekitar terkait dengan pola asuh.
“Dalam kasus oedipus compex biasanya yang paling berperan adalah terkait dengan pola asuh di saat klien masih anak-anak,” jelas Wahyu Utami, mengutip Tribun Jateng melalui Tribun Madura.
Pada tahap ini, dimana anak masih belum mengerti norma-norma yang berlaku. Sehingga berpengaruh di masa remaja dan bahkan hingga dewasa yang diperkuat lagi dengan adanya faktor lingkungan.
Untuk itu, Wahyu Utami menilai perlunya pendampingan pelaku pembunuhan yang dialami pengidap oedipus complex.
“Pendampingan diperlukan karena permasalahan psikologis yang dialami klien harus diselesaikan jangan sampai berkembang menjadi masalah maupun gangguan lain,” jelasnya.
Karena individu dengan gangguan maupun permasalahan psikologis butuh arahan untuk mereka bisa memutuskan bagaimana harus berperilaku secara tepat dan normal.
Meski demikian, penanganan masalah hukum dari kasus pembunuhan Mbah Mentil oleh kekasih berondongnya tetap harus ditangani oleh aparat yang berwenang. (Dil)