Merasakan Patah Hati Seperti Luna Maya, Hati-hati Alami 4 Gangguan Kesehatan Ini!

Luna Maya

MANAberita.com — SEKARANG ini Luna Maya mungkin masih merasakan patah hati pascahubungannya dengan Reino Barack gagal berujung ke pelaminan.

Apalagi setelah Luna Maya mengetahui sang mantan menikah dengan Syahrini. Yang membuatnya tambah menyakitkan, Syahrini diketahui merupakan teman Luna Maya.

Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa kali Syahrini mengunggah kebersamaannya dengan geng Luna Maya.

Patah hati memang membuat kita sulit mengatur keadaan sekitar.

Tapi siapa sangka rasa sedih akibat patah hati, ternyata mampu membuat kita terserang beberapa gangguan kesehatan ke depannya.

Penelitian membuktikan bahwa patah hati dapat menyebabkan gangguan fisik yang nyata.

Bahkan di sejumlah kasus, bisa menjadi sangat serius. Jadi, apa yang sebenarnya terjadi dalam tubuh saat kita patah hati?

  1. Otak mengirimkan sinyal rasa sakit dan rasa rindu

Rasa rindu setelah patah hati ternyata tidak hanya sebatas gombalan.

Studi tahun 2010 yang dimuat dalam Journal of Neurophysiology menyatakan, saat dipaksa untuk berpisah setelah menghabiskan sebagian hidup kita terbiasa dengan kehadiran seseorang yang dicintai, otak akan mengirimkan sinyal rasa sakit ke sekujur tubuh.

Hal ini akan menimbukan berbagai gejala yang serius, layaknya orang sakau.

Sakit kepala mencengkeram, tidak nafsu makan, dan susah tidur yang kita alami akibat putus cinta bisa dibuktikan secara ilmiah.

Hal ini disebabkan oleh penurunan kadar dopamine dan oxytocin, senyawa kimiawi yang membuat bahagia, tergantikan oleh kadar kortisol (hormon stress) yang melejit.

Baca Juga:
Viral! Video Seorang Istri Diusir Ramai-ramai oleh Warga Hingga Baju Dilempar ke Api Karena Bersuami 2
  1. Jerawatan dan rambut rontok

Sebuah studi tahun 2007 yang dimuat dalam The New York Post, berhasil mengesampingkan faktor-faktor penyebab umum jerawat.

Penelitian ini juga memastikan bahwa stres benar-benar dapat mengakibatkan peradangan jerawat.

Peneliti mengatakan, sebesar 23 persen kasus peradangan jerawat muncul saat orang-orang berada di bawah tekanan stress yang sangat tinggi, seperti saat sedang patah hati.

Stres ternyata juga mengakibatkan rambut rontok.

Daniel K. Hall-Flavin, M.D, seorang konsultan kesehatan di mayoclinic.org, menyatakan, ada sejumlah alasan mengapa stress dapat mengakibatkan kerontokan rambut.

Baca Juga:
Kesalahan-Kesalahan ini Justru Membuat Mie Instan Favoritmu Menjadi Tidak Sehat

Produksi hormon akibat stres akan melonggarkan folikel rambut secara bertahap, menyebabkan helaian rambut rontok saat disisir atau saat sedang mencuci rambut.

  1. Tekanan darah tinggi

Menurut American Heart Association, tekanan darah dapat meningkat sementara saat kita dilanda stres.

Namun stres semata belum dapat dipastikan sebagai penyebab penyakit darah tinggi kronis.

Jadi, tidak perlu khawatir soal ini.

Akan tetapi, seseorang yang memiliki riwayat darah tinggi dan dilanda stres perlu berhati-hati.

Baca Juga:
Bukan Buat Bayar Hutang! Inilah Alasan Vanessa Angel ‘Menjajakan Diri’ ke Muncikari

Peningkatan tekanan darah dalam waktu singkat bagi orang-orang dengan kondisi ini akan mendorong terjadinya krisis hipertensif.

Ini akan menyebabkan gejala seperti sakit kepala, kesulitan bernapas, bahkan hingga mimisan.

  1. Sindrom patah hati

American Heart Association menjelaskan bahwa ketika di bawah stres berat, terkadang sebagian jantung akan membesar sementara dan tidak dapat memompa darah dengan baik.

Sementara fungsi bagian jantung lainnya bekerja dengan sangat baik, bahkan bisa berkontraksi dengan sangat kuat.

Kondisi ini bisa menyebabkan gagal otot jantung jangka pendek yang parah.

Baca Juga:
Menkes Sarankan WFH Dikarenakan Omicron Sedang Naik Terus

Teknisnya, kondisi ini disebut sebagai kardiomiopati induksi stres, namun labih sering disebut sebagai “sindrom patah hati”.

Kabar baiknya, sindrom patah hati termasuk kondisi medis yang sangat jarang, tapi mudah untuk diobati.

Sebuah studi di jepang tahun 2014 memperkirakan hanya ada sebesar 2 persen kasus sindrom patah hati di dunia yang diikuti oleh masalah koroner akut.

Namun, studi yang sama menemukan ahwa sindrom patah hati lebih cenderung memengaruhi wanita, dengan laporan kasus mencapai 80 persen hingga saat penelitian dilakukan. (Alz)

(Sumber: Nakita)

Komentar

Terbaru