MANAberita.com — SUNGAI Mahakam kembali memakan korban. Kali ini bocah 5 tahun, bernama Nofal tewas usai berenang bersama teman-temannya.
Kejadian itu terjadi sekitar pukul 09.00 Wita, Selasa (23/04) pagi tadi di jalan H Jahrah, Gang Kai Djahran, RT 13, Samarinda Seberang.
Melansir Ndorobeii, pagi itu, korban bernama Noval bersama teman-temannya bermain air, sekaligus berenang di pinggir Sungai Mahakam.
Nahas, korban yang tidak bisa berenang lantas sempat hanyut, lalu tenggelam.
Namun, tubuh korban tersangkut diantara batang kayu, maupun kolong rumah, dengan jarak sekitar 2 meteran dari titik korban bermain air.
Bahkan, warga sekitar mengaku kaki korban terlihat saat tersangkut di kolong rumah.
“Kakinya kelihatan, anak ini tersangkut di kolong rumah,” ucap Syahranie (42), warga sekitar.
Awalnya, saat berada di gang, dirinya didatangi oleh sejumlah anak-anak, ada sekitar 4 anak yang mendatanginya, lalu mengaku ada anak lainnya yang lemas.
Karena ketakutan, anak-anak itu tidak mengakui kalau anak yang tersangkut di kolong rumah itu temannya.
“Ada anak datangin saya, kalau ada yang lemas. Anak-anak yang datangin saya itu nangis, tapi mereka tidak ngakui kalau itu temannya, takut mereka,” jelasnya.
“Saya ke ujung datangi lokasi, dan betul ada kaki anak-anak saya lihat di bawah kolong. Langsung saya hubungin relawan kenalan saya,” sambungnya.
Saat itu, tertinggal baju kaos hijau dan sendal milik korban di jembatan.
Tidak lama berselang, nenek dan paman korban sampai di lokasi kejadian.
Tanpa pikir panjang, paman korban langsung menceburkan diri ke sungai, guna mencari korban. Selang 5 menit menyelam, korban pun berhasil didapatkan sekitar pukul 11.00 Wita.
“Sempat di keluarkan air di dalam tubuhnya, keluar semua. Sempat muntah juga korban, isi perutnya keluar,” jelasnya.
Setelah itu, korban langsung dibawa ke RS Hermina guna mendapatkan pertolongan.
Namun, korban tidak terselamatkan.
Isak tangis pecah di Instalasi Gawat Darurat (IGD), ibu korban tak henti-hentinya menangis histeris, bahkan ibu korban menolak untuk anaknya dibersihkan dan dikafani. “Jangan kafani anak ku,” teriak ibu korban. (Ila)