MANAberita.com — BRIPKA Rahmat Effendi tewas ditembak juniornya sendiri di Polsek Cimanggis Depok.
Bripka Rahmat ditembak sebanyak tujuh kali oleh Brigadir Rangga Tianto. Brigadir Rangga menembak Bripka Rahmat di bagian dada, leher, paha, dan perut.
Akibat tembakan tersebut, Bripka Rahmat tewas seketika di tempat kejadian.
Dikutip dari Gridhot, kejadian tersebut terjadi di ruang SPK Polsek Cimanggis Depok.
Irjen Zulkarnain Adinegara mengatakan kalau Brigadir Rangga melanggar tiga aturan utama.
Pertama menghilangkan nyawa Bripka Rahmat Efendy. Kedua pelanggaran disiplin sebagai anggota polisi karena membawa senjata dalam kondisi tidak berdinas.
Ketiga pelanggaran etika profesi karena menghilangkan nyawa seseorang.
Dikutip dari Wartakota, pihak keluarga masih tak percaya harus kehilangan sosok Bripka Rahmat sebagai kepala keluarga.
Putra Bripka Rahmat yang berinisial VT disebut tak berhenti menangis melihat jasad ayahnya.
Toni selaku kerabat dekat korban mengaku tak tega melihat tangis keluarga yang berduka.
“Dari semalam VT gak berhenti nangis, saya sampai gak tega lihatnya,” kata Toni kerabat dekat korban.
VT disebut sempat berteriak menangis histeris memanggil almarhum ayahnya. VT diketahui baru akan masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini tak rela ayahnya pergi untuk selama-lamanya.
Dikutip dari Tribun Jakarta, Toni kemudian mengatakan kalau Bripka Rahmat merupakan sosok yang tegas dengan jiwa sosial tinggi.
“Beliau itu tegas banget, jiwa sosialnya tinggi. Rutin menyantuni anak yatim juga, ya Allah saya kehilangan banget,” kata Toni.
Toni kemudian menceritakan permintaan terakhir Bripka Rahmat kepada dirinya. Permintaan tersebut adalah untuk mengantarkan putranya yang baru masuk SMP sekolah.
Toni berjanji akan memenuhi permintaan terakhir almarhum.
“Bakal saya lakuin, yang dimaksud antar anaknya sekolah itu yang cowok kan baru masuk SMP soalnya. Dari semalam juga dia nangis terus gak rela ayahnya pergi,” ujarnya. (Dil)