Kesal Anaknya Kerap Rewel, Ibu di Boyolali Siksa Bocah 6 Tahun Hingga Tewas

  • Jum'at, 16 Agustus 2019 - 12:55 WIB
  • Kriminal
Ibu di Boyolali siksa anak kandung hingga tewas

Ibu di Boyolali siksa anak kandung hingga tewas

MANAberita.com — IBU sih berusia 6 tahun, hanya karena jengkel anaknya rewel. Aksi penganiayaan itu dilakukan sang ibu selama 4 hari berturut-turut.

Mengutip Tribun Madura, berbagai macam siksaan dilancarkan mulai dari mencubit, memukul hingga membenturkan kepala korban.

Di hari ke empat, sang anak yang sempat menyantap bubur dan kemudian tidur, setelah itu ia meninggal dunia.

Kasus kekerasan terhadap anak di bawah umur kembali terjadi.

Kali ini kasus kekerasan terhadap anak di bawah umur melibatkan ibu kandung sebagai pelaku utama.

Kasus kekerasan terhadap anak di bawah umur ini terjadi di Dukuh Tanduk, Kecamatan Ampel, Boyolali, Jawa Tengah.

Pelaku berinisial SW (30) tega menganiaya anaknya yang berinisial F (6) hingga meninggal dunia.

Diungkapkan proses rekonstruksi dari perbuatan SW yang menyebabkan anaknya tewas.

Rekontruksi yang digelar polisi tersebut menggambarkan bagaimana awal hingga akhir pelaku melakukan tindakan penganiayaan terhadap korban.

Setidaknya ada 23 adegan yang diperagakan SW untuk mengulangi kembali perbuatannya.

Tujuan dari rekonstruksi dimaksudkan untuk meneliti kesesuaian antara pelaku, korban dan saksi-saksi di lapangan.

Baca Juga:
Waduh! Kecanduan Seks, Siswi Kelas 1 SMP Sudah Bersetubuh Dengan Belasan Teman Prianya

“Ada 23 adegan yang dilakukan (diperagakan) oleh pelaku terhadap korban,” kata Kapolres Boyolali, AKBP Kusumo Wahyu Bintoro di Boyolali, Jawa Tengah.

Disebutkan dari hasil otopsi, diketahui korban meninnggal karena adanya pendarahan di kepala dan perut.

Dari rekonstruksi pelaku memperagakan adegan mencubit, memukul mencakar hingga membenturkan kepala korban di lemari.

“Pelaku memperagakan adegan dari tanggal 8 Juli 2019 dia mencubit korban. Puncaknya tanggal 10 Juli 2019 kepala korban dibenturkan di lemari sambil dipukul bagian belakang. Korban diam terus tidur,” kata Iptu Mulyanto.

Baca Juga:
Siswi SMP di Babel Melahirkan, Sang Pria yang Masih Pelajar Tantang Tes DNA

Peristiwa penganiayaan ini terjadi pada Senin (08/07) dan Selasa (09/07), dilanjutkan sampai hari Rabu (10/07) sekitar pukul 22.00 WIB hingga Kamis (11/07).

Terhitung pelaku menganiaya anaknya sendiri selama 4 hari berturut-turut dengan cara mencubit di beberapa bagian tubuh.

Ia pun memukul perut dan membenturkan kepala dan mencakar punggung korban. Alasannya sederhana karena anaknya saat itu sedang rewel.

Tepat di hari keempat, korban tidur dan bangun di pagi hari dan sempat menyantap bubur.

Baca Juga:
Pemungutan Suara Lewat Pos, Komnas HAM: Demi Aspek Adil dan Bebas

Setelah itu korban tiduran. Hingga pukul 11.00 WIB korban meninggal dunia.

“Setelah itu korban tidur dan pada pagi harinya bangun. Korban sempat sarapan bubur setelah itu korban tiduran.”

“Namun sekitar pukul 11.00 WIB, korban tidak bangun dan pada saat diraba badannya dingin,” terang Mulyanto.

Pelaku panik dan memberitahukan pada tetangga jika anaknya sakit. Namun para tetangga justru curiga karena pada tubuh korban ada luka lebam kebiruan. (Dil)

Komentar

Terbaru