MANAberita.com — PEREMPUAN 22 tahun ini hebat! Sejak umur 6 tahun, ia diperkosa bapaknya selama lebih dari 10 tahun. Yang lebih menyakitkan, ibunya malah aktif memberi dukungan aksi jahat bapaknya itu. Namun ia memeberanikan diri untuk melindungi adik perempuanya agar tak bernasib sama.
Gadis malang itu tinggal di Chinhat, pinggiran Lucknow, India. Ketidakberdayaan selama satu dekade itu membuatnya berupaya berdamai dengan diri sendiri untuk menerima nasibnya. Namun begitu bapaknya mulai mendekati adik perempuannya, ia berontak melawan. Ia tak mau adiknya menerima menanggung penderitaan seperti yang dialaminya.
Maka, ia memberanikan diri untuk melapor ke polisi. Bapaknya yang sudah 44 tahun itu pun terancam melanggar Undang-Undang Perlindungan Anak dari Pelanggaran Seksual (POCSO). Pria itu dituduh memerkosa dan melakukan pelecehan seksual terhadap kedua putrinya.
Gadis itu juga melaporkan ibunya. Wanita 42 tahun itu akhirnya ditangkap dengan turuhan bersekongkol jahat dengna suami terhadap dua anak perempuannya.
Gadis itu kemudian mendekati Lembaga Swadaya Masyarakat meminta bantuan untuk menyelamatkan adiknya. Adiknya itu pun dibawa ke tempat penampungan. Tinggal di kakak yang bertahan di rumahnya.
Melansir Poskotanews, Sachin Singh, mengatakan bapak bejat itu telah ditetapkan bersalah dalam kasus perkosaan, menyebabkan keguguran tanpa persetujuan wanita yang juga anaknya sendiri. Ia juga dianggal melakukan intimidasi kriminal dengan ancamannya ke anak-anaknya itu.
Archana Singh dari LSM Asha Jyoti Kendra, mengatakan korban mengaku diperkosa sejak usia 6 tahun. “Ibunya tahu tentang itu. Bahkan memberikan kontrasepsi dan obat-obatan untuk menggugurkan kehamilan anaknya,” ungkapnya.
Korban tak bisa melawan diperlakukan jahat sejak kecil. “Dia mengatakan kepada saya bahwa dia telah menerima penyiksaan itu sebagai takdirnya,” sambungnya. “Tapi dia tidak bisa menerima ketika bapaknya mulai mendekati untuk melakukan hal sama ke adik perempuannya.”
Belakangan, lanjutnya, korban mulai melihat bapaknya kian agresif. Bagkan secara eksplisit menulis pesan-pesan seksual.
“Korban juga mengatakan bahwa dua saudara laki-laki mereka (berusia 18 dan 8 tahun), penyewa di rumah mereka dan beberapa kerabat mereka tahu tentang tindakan bapaknya tetapi tidak ada yang berani melawan,” ungkapnya.
“Akhirnya, dia mengumpulkan keberanian dengan melapor. Ia menceritakan semuanya ke kepasa sekolah lalu meminta untuk menghubungi LSM kami,” kata Singh. (Dil)