MANAberita.com — KISAH KKN di Desa Penari memang tengah menarik perhatian warganet. Pasalnya, kejadian yang terjadi pada tahun 2009 ini terasa begitu nyata.
Ada pun 2 versi yang beredar, yakni versi Widya dan Nur. Pembaca pun dibuat ngeri dan turut merasakan teror-teror mencengkam dari kejadian tersebut.
Namun, siapa kira jika kejadian KKN di Desa Penari ini benar-benar nyata?
Hal ini diulas oleh 2 anak Indigo berinisial D dan R. Keduanya sepakat meminta agar identitas gadis-gadis ini disembunyikan.
Menurut penuturan R, anak-anak tersebut sebenarnya tak mengetahui jika desa yang mereka tempati itu ‘tidak nyata’ alias ghaib. Artinya, Widya dan kawan-kawan berhari-hari tinggal bersama jin.
“Tidak ada satu desa pun di tempat itu. Hanya ada hutan yang angker, berkabut dan gelap. Bahkan, saking gelapnya, sinar matahari pun rasanya tak cukup untuk menerangi” ujar R.
Sepenuturan dengan R, D juga menambahkan jika ada 2 perkampungan ghaib disana. yakni, monyet dan ular. Rombongan remaja KKN ini tinggal di kampung monyet, sementara Bima memasuki perkampungan ular.
“Kenapa perkampungan monyet? Ingat saat Wahyu dan Widya pergi ke kota dan motornya mogok? Mereka lantas ditolong warga kampung dan diberi oleh-oleh yang ketika dibuka berupa kepala monyet. Masuk akal jika monyet tersebut merupakan tumbal sebelum mereka atau warga kampung itu sendiri yang dikorbankan untuk menarik tumbal lain,” sambung D.
Bak menelusuri cerita tersebut dari alam berbeda, keduanya bahkan merincikan secara gamblang mengenai kuburan yang ditutupi kain hitam dan sesajen yang ‘setia’ di kuburan.
“Nisan tersebut sengaja ditutupi dengan kain hitam yang bertujuan untuk menyembunyikan jika sebenarnya beberapa nama anak KKN sudah tertulis di batu tersebut. Termasuk nama Bima, Ayu dan Pak Prabu.” Tambah D.
“Pun sebenarnya pak Prabu adalah siluman, karena memang tidak ada satu pun perkampungan disana. Ingat saat Widya diberi kopi oleha Mbah Buyut? Teman-teman Widya langsung memuntahkan kopi tersebut. Tapi tidak dengan Widya yang begitu menikmatinya. Sayangnya tak ada yang sadar jika Pak Prabu sendiri turut menghabiskan kopi tersebut. Artinya, Prabu juga bagian dari mereka.”
Disinggung masalah kembalinya Wahyu dan Widya dari kota ke desa tersebut. Keduanya lantas kompak memberikan jawaban.
“Siapa saja yang pernah masuk ke dunia ghaib, akan sangat mudah untuk kembali. Mereka sebenarnya sudah diundang,” jawab keduanya sembali tertawa kecil karena jawaban mereka yang kebetulan sama.
“Ingat saat Widya diberi kunyit dibagian dahi?” Tanya R.
“Itu bukan kunyit untuk melindungi, tapi untuk menandakan pada para jin jika ‘yang ini loh’ calon tumbal untuk kalian,” imbuh D.
“Apalagi, Widya pertama kali mendengar suara gamelan. Suara gamelan di pegunungan atau di hutan itu bertanda buruk. Artinya mereka memang sudah disambut oleh para jin, entah untuk alasan yang disukai atau tidak disukai,” tutup D.
Menurutmu, apakah kejadian KKN di Desa Penari ini benar-benar nyata? (Dil)