MANAberita.com – PENELITIAN baru-baru ini menemukan efek samping baru dari diet makanan yang tidak sehat: kebutaan.
Sekelompok peneliti dari University of Bristol, Inggris, menemukan kasus terbaru terkait ini.
Penelitian mereka dirangkum dalam Annals of Internal Medicine, tentang seorang remaja laki-laki yang mengalami kebutaan karena mengonsumsi makanan tidak sehat setiap hari.
Makanan tersebut adalah Kentang Goreng, keripik kentang, roti putih, daging asap, dan sosis.
Mengutip Time, Kamis (05/09), remaja yang tidak disebutkan namanya ini pertama kali mengeluhkan kondisi tubuhnya ke dokter pada usia 14 tahun.
Ia mengalami kekurangan vitamin B12 dan beberapa masalah kesehatan minor.
Pada saat itu, dokter hanya memberinya suntikan vitamin B12 dan konsultasi makanan. Tahun berikutnya, remaja tersebut mulai mengalami keterbatasan pendengaran dan penglihatan.
Namun, dokter yang bersangkutan tidak bisa menemukan sebab pasti dari keluhan tersebut. Dua tahun kemudian, keterbatasan pendengaran dan penglihatan itu semakin terasa.
Remaja tersebut akhirnya diminta untuk memeriksa kondisinya ke neuro-ophthalmologist, ahli mata yang berkaitan dengan syaraf.
Pada saat itulah neuro-ophthalmologist menemukan adanya kekurangan vitamin B12 yang signifikan, serta kekurangan beberapa nutrisi penting lainnya.
Pada saat itulah, pasien menjelaskan bahwa ia hanya bisa mencerna makanan dengan tekstur tertentu, termasuk Kentang Goreng dan sosis.
Masalah kesehatan, termasuk keterbatasan penglihatan dan kebutaan, masif ditemukan pada komunitas masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi.
Lain halnya dengan permasalahan pada masyarakat di negara maju, yaitu ketidakmampuan untuk menyerap beberapa nutrisi karena tercampur dengan konsumsi alkohol atau rokok.
Diet makanan demi penglihatan maksimal memang tidak marak ditemukan. Biasanya hal ini hanya dilakukan kepada pasien yang berada di negara-negara kaya.
Para peneliti berteori bahwa makanan yang dikonsumsi oleh remaja pria tersebut mengarah pada kekurangan vitamin B dan tembaga.
Hal inilah yang menyebabkan kebutaan dan kerusakan syaraf.
“Permasalahan lainnya adalah konsumsi makanan tidak sehat ini ia (pasien) lakukan selama menahun,” tutur salah satu peneliti sekaligus neuro-ophthalmologist di Bristol Eye Hospital, Dr Denize Atan.
Remaja pria tersebut mulai mengonsumsi Kentang Goreng dan sosis pada usia 11 tahun, namun gejala dan keluhan baru muncul pada usia 14 tahun.
Keterbatasan penglihatan remaja laki-laki tersebut tidak bisa disembuhkan.
Ia kini mengalami kebutaan sepenuhnya. Pola konsumsi seperti ini dinamakan para ilmuwan sebagai fussy eating.
Termasuk jika Anda tidak tertarik terhadap banyak jenis makanan, serta tidak menyukai tekstur tertentu.
“Fussy eating biasanya mengarah pada konsumsi junk food dan menyebabkan defisiensi nutrisi serta gangguan makan,” tutur Dr Atan. (Ila)