MANAberita.com – PERMINTAAN gas alam diperkirakan turun tajam di Eropa dan melambat di Asia tahun ini akibat harga meroket ke rekor tertinggi. Hal ini disampaikan Badan Energi Internasional (IEA), Senin (31/1/2022).
Dilansir dari CNBC, IEA mengatakan permintaan gas rebound tahun lalu setelah ekonomi dunia pulih dari pandemi Covid-19 dan pembatasan dilonggarkan. Ini juga didorong oleh konsumsi selama musim dingin.
“Pasokan tidak mengimbangi permintaan yang dikombinasikan dengan pemadaman yang tidak terduga, menyebabkan pasar yang ketat dan kenaikan harga yang tajam, mengerem pertumbuhan permintaan pada paruh kedua tahun 2021,” kata IEA seperti dikutip dari AFP
Konsumsi tumbuh sebesar 4,6% tahun lalu, lebih dari dua kali lipat penurunan yang dialami ketika pandemi muncul pada tahun 2020. Laporan itu juga mengatakan permintaan akan berjalan dalam jangka pendek akan tergantung pada cuaca selama musim panas di belahan bumi utara.
“Dengan asumsi suhu normal, pertumbuhan pasar gas alam diperkirakan akan diperlambat oleh harga gas yang lebih tinggi dan ekspansi ekonomi yang lebih lemah, sementara ketegangan pasokan dapat mereda karena kapasitas offline kembali secara bertahap,” kata IEA.
Permintaan global diperkirakan tumbuh lebih rendah 0,9% tahun ini menjadi 4,1 triliun meter kubik setelah melonjak 4,6% pada 2021. Sementara produksi global diperkirakan meningkat 1,6% menjadi 4,2 triliun meter kubik.
IEA juga mengatakan permintaan diperkirakan turun lebih dari empat persen di Eropa sementara di Asia akan melambat, dari tujuh persen pada 2021 menjadi lima persen tahun ini.
Kekhawatiran akan potensi invasi Rusia ke Ukraina juga semakin memicu harga energi Eropa yang kini sudah setinggi langit.
[SAS]