Fakta Terkait Gempa di Bayah Banten

MANAberita.com – GEMPA  berkekuatan magnitudo 5,5 mengguncang Bayah, Banten, pada Jumat (4/2/2022) pukul 17.10.45 WIB.

Gempa bumi ini bisa dirasakan hingga wilayah Jakarta, Sukabumi, dan Tangerang.

Dilansir dari Kompas.com, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa gempa bumi di Bayah, Banten tersebut tidak berpotensi tsunami.

Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan bangunan akibat gempa.

Fakta gempa di Bayah, Banten

Berikut sejumlah fakta-fakta terkini gempa di Bayah Banten:

  1. Berkekuatan magnitudo 5,2

Sempat dikabarkan berkekuatan magnitudo 5,5, Daryono selaku Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG menyebutkan bahwa hasil analisis menunjukkan gempa selatan Banten memiliki parameter update dengan magnitudo 5,2.

  1. Episenter terletak di laut pada jarak 63 kilometer

Daryono juga menambahkan bahwa episenter gempa bumi selatan Banten terletak di laut pada jarak 63 kilometer arah baratdaya Bayah, Banten dengan kedalaman 55 km.

  1. Gempa Dangkal

Gempa bumi selatan Banten merupakan jenis gempa dangkal.

Gempa seperti ini sering disebut sebagai gempa yang bersumber dalam lempeng atau gempa intraslab (intraslab earthquake).

Gempa Intraslab memiliki karakter mampu meradiasikan ground motion (guncangan) yang lebih besar di atas gempa dengan magnitudo sekelasnya dari sumber lain.

“Maka wajar jika gempa ini meskipun hanya magnitudo 5,2 tetapi dapat dirasakan di Jakarta,” ujarnya.

Baca Juga:
Jijik! Calon Penumpang Lion Air Keluarkan Sabu Lewat Dubur

Sementara itu, struktur tanah lunak dan tebal di Jakarta akan menciptakan resonansi dan mengamplifikasi/memperkuat guncangan gempa.

4. Memiliki rekahan sangat kecil

Gempa selatan Banten magnitudo 5,2 ini memiliki rekahan sangat kecil sehingga merilis penurunan tegangan (stress drop) sangat besar.

Efeknya, gempa meradiasikan guncangan frekuensi yang lebih tinggi dari biasanya.

Baca Juga:
Stormi Baru Berusia 8 Bulan, Kylie Jenner Ingin Punya Anak Lagi, Ini Alasannya
5. Mekanisme pergerakan kombinasi geser-turun

Daryono menjelaskan, gempa bumi di Banten ini memiliki mekanisme pergerakan kombinasi geser-turun (oblique normal).

Pernyataan tersebut berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber.

6. Sempat ada gempa susulan

Sementara itu, dari hasil monitoring yang dilakukan BMKG, menunjukkan bahwa telah terjadi aktivitas gempa susulan (aftershock) sebanyak satu kali pada pukul 17.35 WIB.

“Hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi satu kali aktivitas gempa susulan dengan magnitudo 3,0,” kata Daryono.

Baca Juga:
Digigit Kutu, Bocah Cantik ini Tiba-Tiba Lumpuh dan Tidak Bisa Bicara
7. Tidak ada kaitan dengan aktivitas Gunung Krakatau

Ia memastikan bahwa gempa bumi selatan Banten ini murni gempa tektonik dan tidak ada kaitannya dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.

8. Gempa kelima yang mengguncang Jakarta

Dalam 5 tahun terakhir, gempa bumi selatan Banten merupakan gempa kelima yang mengguncang wilayah Jakarta.

Lima peristiwa gemba bumi yang melanda Jakarta terjadi pada:

  • 23 Januari 2018, magnitudo 6,1
  • 28 Juli 2019, magnitudo 4,9
  • 2 Agustus 2019, magnitudo 6,9
  • 14 Januari 2022, magnitudo 6,6
  • 4 Februari 2022, magnitudo 5,2

[SAS]

Komentar

Terbaru