Penjelasan Kontraktor Terkait Pakai Bambu Sebagai Lapisan Sirkuit Formula E

  • Kamis, 24 Februari 2022 - 12:40 WIB
  • Nasional

MANAberita.com – PEMBANGUNAN sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta Utara (Jakutmenjadi sorotan. Pasalnya  bambu tersebut dijadikan salah satu lapisan pada sirkuit.

Melansir Detiknews.com, Penanggung jawab Proyek Sirkuit Formula E dari PT Jaya Konstruksi, Ari Wibowo, mengatakan penggunaan bambu sudah diperhitungkan.

“Bambu ini untuk semacam rakitnya,” kata Ari di lokasi pembangunan sirkuit Formula E, Rabu (23/2/2022).

Penggunaan bambu sebagai bagian material pembuat lintasan balapan sempat dipertanyakan wartawan. Ari pun menjelaskan alasan penggunaan bambu untuk bagian lapisan bawah tanah sirkuit Formula E.

“Jadi ini ada hitungannya, kalau dari sisi engineering ada hitungannya dia akan turun berapa lama, semua ada itunganya dan kita hitung,” katanya.

“Tadi, bambu itu (dipilih karena) tahan terhadap air dan dia bisa dipecah, bisa jadi rata, bisa diratakan,” ucapnya.

Ari mengatakan penggunaan bambu sebagai lapisan sirkuit ini menjadi pilihan alternatif. Sebab, pembuatan sirkuit Formula E juga dikebut agar bisa selesai April nanti.

Baca Juga:
Kronologi Siswi SD Diculik dan Diperkosa Mantan TNI di Kendari, Dipulangkan Dalam Keadaan Berdarah-Darah

Gini, ini kita masalah waktu, kalau kita membuat yang pabrikan seperti beton yang panjang. Saya tidak berbicara harga, saya berbicara waktu. Waktu pabrikasi saja memerlukan waktu, gitu kira-kira,” ucapnya.

Dia mengatakan pihaknya membutuhkan bambu yang banyak untuk proyek pembuatan sirkuit ini. Dia mengaku mencari bambu ke berbagai daerah.

“Jadi kita harus mencari yang ready stock dengan jumlah yang besar. Ini besar lo jumlahnya. Huu… Besar sekali. Itu saya nyarinya sampai ke Lampung, Palembang, bener. Nggak cuma di sini, bukan nggak ada, (tapi) kurang,” tuturnya.

Baca Juga:
Ibunya Dibully Netizen, Putra Iis Dahlia Angkat Bicara

Ari juga mengatakan pihaknya menggunakan material lain selain bambu. Namun tak semua barang bisa didapatkan dalam waktu cepat.

“Selain bambu kalau di Kalimantan ada, kayu-kayu yang keras terhadap air ada, tapi kan nggak mungkin kita datangkan dengan cepat,” ucapnya.

Dia mengaku melakukan penyesuaian manajemen penyediaan bahan dengan manajemen pekerjaan di lapangan.
[SAS]

Komentar

Terbaru