Inilah Rangkuman Mengenai Situasi Terkini Rusia Invasi Ukraina, Jumat 4 Maret

Manaberita.com – RUSIA menginvasi Ukraina sejak Kamis (24/2) hingga Jumat (4/3). Pejabat dari kedua negara tersebut juga telag melakukan perundingan, akan tetapi Rusia masih terus menggempur Ukraina.

Berikut rangkuman perkembangan terbaru serangan Rusia ke Ukraina hingga hari ini yang dikutip dari CNN Indonesia.

  1. Dialog Kedua Rusia-Ukraina Sepakati 1 dari 3 Isu Utama

Dialog putaran kedua antara Rusiadan Ukraina rampung setelah berlangsung sekitar tiga jam pada Kamis (3/3). Dari tiga isu utama pembicaraan, hanya satu yang disepakati kedua belah pihak.

“Putaran kedua negosiasi selesai. Sayangnya, hasil yang diinginkan Ukraina belum tercapai. Hanya ada satu solusi (yang tercapai) untuk (menyepakati) pengaturan koridor kemanusiaan,” kata Penasihat Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, selaku ketua delegasi melalui kicauan di Twitter.

Ketiga isu tersebut terdiri dari, pertama, gencatan senjata segera. Kedua, perjanjian gencatan senjata. Terakhir, penetapan jalur kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil dari wilayah Ukraina yang hancur digempur Rusia.

Dengan hasil ini, untuk kedua kalinya perundingan Rusia-Ukraina sejak invasi Moskow berlangsung tidak menghasilkan terobosan soal kesepakatan gencatan senjata demi mengakhiri pertumpahan darah.

  1. Putin: Rusia Akan Terus Gempur Ukraina Tanpa Ampun

Meski perundingan sedang berlangsung, Presiden Vladimir Putin bersumpah Rusia akan terus melancarkan operasi militer di Ukraina tanpa ampun.

Putin berjanji pasukannya akan terus berjuang melawan yang dia sebut sebagai “nasionalis” di Ukraina, meski Rusia kini telah dihukum dunia dengan hujanan sanksi dan embargo di banyak sektor imbas invasi.

Baca Juga:
Pasukan Israel Membunuh Pria Palestina Di Tepi Barat Yang Telah Diduduki

“Rusia bermaksud melanjutkan perang tanpa kompromi melawan gerilyawan kelompok bersenjata nasionalis,” kata Putin saat berbincang melalui telepon dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada Kamis (3/3).

  1. Pemberontak Belarus Gabung Muslim Chechen Anti-Putin Bela Ukraina

Di tengah gempuran terus menerus ini, Ukraina dibantu sejumlah kelompok dari luar negeri, salah satunya pemberontak Belarus yang bergabung dengan pasukan Muslim Chechen anti-Vladimir Putin.

Kabar ini merebak setelah beredar sejumlah foto kelompok Chechen menenteng senjata mengenakan ban kuning di lengan, mengindikasikan mereka bergabung dengan kelompok pendukung Ukraina.

Arab News melaporkan, milisi ini memiliki berbagai persenjataan, di antaranya peluncur roket buatan Inggris, senapan, hingga senjata Kalashnikov.

Baca Juga:
Amerika Menyebutkan Bahwa Rusia Berencana Untuk Mencuri Wilayah Ukraina
  1. Rusia Bom Perumahan dan 2 Sekolah di Utara Ukraina, 33 Orang Tewas

Sebanyak 33 orang dilaporkan tewas dan 18 lainnya terluka akibat gempuran udara Rusiadi Kota Chernihiv, utara Ukraina, pada Kamis (3/3) petang waktu setempat.

Serangan terbaru Rusia tersebut menelan banyak korban karena menargetkan daerah permukiman warga sipil, termasuk sekolah di Chernihiv.

“Pesawat Rusia juga menyerang dua sekolah di daerah Staraya Podusivka, Chernihiv, dan rumah-rumah warga. Tim penyelamat sedang bekerja di daerah itu,” kata Gubernur wilayah Chernihiv, Vyacheslav Chaus, melalui Telegram, seperti dikutip AFP.

  1. Menlu Ungkap 4 WNI Berhasil Keluar dari Kharkiv Ukraina

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi,menyatakan sebanyak empat warga negara Indonesia (WNI) sudah berhasil keluar dari Kota Kharkiv, Ukraina, di tengah gempuran Rusia.

Baca Juga:
Pemindahan Mayat Dari Ruang Bawah Tanah Bucha

Menurut Retno, perjalanan yang harus dilalui oleh para WNI sangat tidak mudah. Mereka harus melalui sejumlah pemeriksaan, di tengah jam malam yang berlaku.

Retno mengatakan, saat ini tim KBRI di Warsawa, Polandia, sudah bertemu dan menjemput empat WNI tersebut. Mereka akan dibawa ke safe house di Rzeszow, Polandia.

Selain itu, Retno menjabarkan, masih ada 14 WNI dari Ukraina yang masih belum dapat ikut dievakuasi ke Indonesia. Mereka sementara ini masih berada di Bucharest, Rumania.

[Rik]

Komentar

Terbaru