Presiden Ukraina Mengecam NATO

MANAberita.com – PRESIDEN Ukraina mengecam NATO karena memberlakukan zona larangan terbang di atas negaranya. Ancaman disampaikan Zelenskyy pada Jumat (4/3/2022) waktu setempat.

“Mengetahui bahwa serangan dan korban baru tidak dapat dihindari, NATO secara sadar mengambil keputusan untuk tidak menutup langit di atas Ukraina. Semua orang yang akan mati mulai hari ini, akan mati juga karena Anda,” kata Zelenskyy dikutip dari ABC News, Sabtu (5/3).

Melansir CNBC Indonesia, menurut Zelenskyy, NATO seolah menciptakan narasi bahwa penutupan akses menuju langit Ukraina akan memicu perang dengan Rusia. Dia menyebut sikap NATO adalah cermin hipnosis lembaga tersebut bagi anggotanya sendiri.

Zelenskyy menyebut NATO harusnya lebih memikirkan dampak larangan terbang itu bagi masyarakat dan kemanusiaan di Ukraina.

Baca Juga:
Viral! Erina Gudono Beri Respons usai Diduga ‘Pacari’ Kaesang

Pada kesempatan yang sama, dia juga menyebut rencana NATO membeli 50 ton bahan bakar untuk dibagikan ke Ukraina adalah hal yang tidak sebanding dengan penderitaan warganya. Dia menyindir langkah NATO itu tidak ada apa-apanya dibanding pertumpahan darah yang terjadi saat ini di Ukraina.

“Saya tidak tahu siapa yang dapat Anda bela dan apakah Anda mampu. Anda tidak dapat membayar darah kami dengan beberapa liter bahan bakar diesel, yang tumpah untuk Eropa, untuk kebebasan kita bersama, untuk masa depan kita bersama,” ujarnya.

Sebagai informasi,Rusia saat ini dikabarkan siap mengerahkan hingga 1.000 tentara bayaran tambahan ke Ukraina dalam beberapa hari dan minggu mendatang. Pejabat senior intelijen Barat mengatakan tindakan ini dapat membombardir kota-kota di Ukraina dan menimbulkan banyak korban.

Baca Juga:
Bagaikan Spiderman, Rombongan Bocah ini ‘menempel’ di Dinding, Videonya Bikin Geleng-Geleng Kepala

Pihak pemerintah AS melalui pejabat senior pertahanan melihat hal ini sebagai strategi serangan untuk membuat kota-kota di Ukraina tunduk kepada AS. Meski begitu, pihak AS belum mengetahui mana atau dalam jumlah berapa pasukan itu diturunkan. Yang pasti, mereka akan menyerang di banyak tempat.

“Kami telah melihat beberapa indikasi bahwa mereka dipekerjakan,” kata pejabat itu dikutip dari CNN Internasional.

[SAS]

Komentar

Terbaru