Pernyataan Pimpinan KKB: Bagaimana Mungkin Kami Perang, Tidur di Hutan, Lalu Kalian Enak Tidur di Kasur?

  • Rabu, 27 April 2022 - 23:02 WIB
  • Nasional

MANAberita.com –  KELOMPOK kriminal bersenjata di Papua kembali melancarkan aksi kejinya. Kali ini mereka memprovokasi masyarakat untuk ikut terlibat dalam peperangan melawan TNI Polri di Papua.

Peperangan dimaksud untuk satu tujuan yaitu merebut kemerdekaan dari Indonesia, sehingga Papua bisa menjadi negara sendiri.

Melansir  tribunnews, Pernyataan provokasi tersebut, disampaikan langsung oleh pimpinan KKB yang berkuasa di Intan Jaya, Papua.

Penyataan itu terlontar di hadapan sejumlah warga Papua yang berkumpul di atas sebuah puncak gunung di Intan Jaya.

Tak diketahui di wilayah mana pimpinan KKB itu menyampaikan pernyataan provokatif kepada masyarakat.

Tak diketahui pula kapan yang bersangkutan menyampaikan pernyataan bernada provokatif dengan nada yang tak bersahabat itu.

Namun dari video yang kini viral di media sosial, pimpinan KKB tersebut sangat marah melihat sikap masyarakat Papua saat ini.

Ia lantas membandingkan kehidupan masyarakat Papua umumnya dengan para pejuang yang saban hari bertempur melawan TNI Polri.

Sosok yang bertubuh gempal dan berambut ikal itu diduga sebagai salah satu pemimpin KKB di Intan Jaya.

Baca Juga:
Merinding! Inilah Cerita Mistis yang Dialami Warga Saat Melintas di Lokasi Pembunuhan Andriana Noven

Pasalnya, gaya bicaranya tegas dan lantang, sementara sekelompok orang yang berada di sekelilingnya, tampak memanggul peralatan perang.

Peralatan perang itu terlihat seperti busur dan anak panah, tombak dan lembing, juga senjata api laras panjang.

Selama yang bersangkutan berbicara, tak satu orang pun yang berbaris dihadapannya berani menyela pembicaraan tersebut.

Tangkapan kamera, KKB di Papua saat berkumpul di salah satu titik di daerah itu.

Meski nada bicaranya cenderung meninggi lantaran memarahi warga Papua, tapi semua yang mengelilinginya diam seribu bahasa.

Dan yang membuat merinding, adalah ketika mengakhiri pembicaraannya, terdengar dua kali bunyi tembakan ke udara.

Dari fakta yang terekam dalam video yang viral tersebut, menandakan bahwa yang bersangkutan bukan orang sembarangan.

Baca Juga:
Diduga Teror Bom, Warga Pasuruan Dengar 4 Kali Suara Ledakan

Sosok tersebut minimal punya jabatan sebagai Komandan Operasi KKB Papua. Atau bahkan mungkin sebagai salah satu panglima KKB yang bernaung dibawah TPNPB-OPM.

Sedangkan sekelompok orang yang berada bersamanya adalah warga yang mungkin sebagai anggota kelompok kriminal tersebut.

Sebab, mereka memanggul senjata dan berbaris rapi di puncak gunung yang mungkin dalam wilayah Intan Jaya Papua.

Anggota kelompok kriminal itu pun tak hanya laki-laki, tetapi juga perempuan. Umur mereka sekitar belasan tahun.

Dari fakta yang tampak di video viral tersebut mengindikasikan bahwa anggota KKB itu adalah orang yang baru direkrut dan menjalani latihan perang.

Pasalnya, dari model senjata yang dipanggul, terlihat ada yang menyerupai kayu panjang seperti baru saja ditebas.

Sementara pernyataan pimpinan KKB tersebut, terdengar sangat tendensius.

Baca Juga:
Terduga Teroris Ditembak Mati karena Mau Tabrak Polisi

Ia mempersalahkan masyarakat Papua, lantaran lebih memilih bergabung dengan Indonesia, padahal Indonesia merupakan penjajah.

salah satu momen saat KKB gelar apel pasukan dan bendera bintang kejora

Ia juga menyatakan bahwa selama ini, siang malam mereka berjuang di hutan belantara untuk merebut kemerdekaan dari Indonesia.

Tetapi warga Papua lainnya justeru hidup enak, bahkan tidak pernah dan tak mau membantu para pejuang.

Padahal, kata pimpinan KKB tersebut, yang dilakukan para pejuang, adalah berperang melawan TNI dan Polri.

Peperangan merupakan satu-satunya cara untuk meraih kemerdekaan agar Papua lepas dari Indonesia dan menjadi negara sendiri.

“Bagaimana mungkin siang malam kami tidur di hutan, kami berperang melawan Indonesia, tetapi kalian malah tidur enak-enak?”

Baca Juga:
Cintanya Ditolak Pengusaha, Wanita Ini Nyepam 150.000 SMS Hingga Dipenjara

“Bagaimana mungkin kami berperang melawan tentara Indonsia, tidur di lubang-lubang batu, lalu kalian tidur di kasur empuk, kasur milik Indonesia?”

“Kita harus perang. Kita harus perang sampai titik darah penghabisan. Kita harus rebut kemerdekaan dari Indonesia,” tandasnya.

“Kita semua harus bisa usir para penjajah, tentara Indonesia, teroris Indonesia dari tanah Papua. Ini tanah kita, tanah milik bangsa Papua.”

Ia juga menyerukan agar bangsa Papua semuanya, satukan kekuatan melawan Indonesia. Satukan kekuatan untuk mengusir Indonesia dari Papua.

Ucapan sang komandan KKB ini merupakan hal yang bertentangan dengan fakta hukum di wilayah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

Pasalnya, Papua bukan wilayah jajahan Indonesia. Papua merupakan bagian dari NKRI. Papua merupakan satu kesatuan dari bingkai negara Republik Indonesia.

Yang terjadi di Papua selama ini, adalah sekelompok orang yang tergabung dalam kelompok bersenjata melakukan tindakan yang melawan hukum.

Baca Juga:
Kepergok Selingkuh, Pria di Sumbawa Bunuh Pacar Istrinya di Depan Mertua

Kelompok tersebut bersenjata, melakukan tindakan kriminal, melakukan kejahatan kemanusiaan dengan alibi berjuang meraih kemerdekaan.

Padahal Papua, sebagaimana wilayah lainnya di Indonesia, telah merdeka semenjak Proklamasi 17 Agustus 1945 dikumandangkan oleh Presiden Soekarno-Hatta.

Namun terlepas dari fakta hukum itu, situasi nyata yang ada di Papua saat ini, adalah konflik yang berkepanjangan.

Sebuah momen saat prajurit TNI sedang menyisir hutan Papua belum lama ini.

Seolah tiada hari tanpa perang, itulah fakta yang terjadi di Papua sampai dengan saat ini.

Saban hari ada saja tindakan kriminal yang dilakukan kelompok bersenjata yang menamakan diri sebagai pejuang kemerdekaan Papua.

Gerombolan bersenjata itu menyerang siapa pun baik warga sipil maupun TNI dan Polri.

Baca Juga:
Satu Orang Tewas usai Lift Angkut Barang di Sawah Besar Jakarta Pusat Jatuh

Jika tidak menembak mati warga sipil, termasuk TNI dan Polri, maka kelompok separatis itu membakar rumah penduduk.

Lantaran tindakan itu sangat kejam, melampaui ambang batas kemanusiaan, sehingga TNI Polri pun terpaksa turun tangan.

TNI Polri yang tergabung dalam Satgas Operasi Damai Cartenz terpaksa melakukan tindakan tegas terukur untuk mencegah hal yang tak diinginkan.

Sementara pada saat yang sama, KKB seakan tak mau terima dengan sikap tegas tersebut.

Mereka pun melancarkan aksi balas dendam dengan menembak mati siapa pun jika anggota kelompoknya ditembak mati TNI Polri.

Fakta itu dialami beberapa tukang ojek di Papua selama beberapa pekan terakhir.

(sas)

Komentar

Terbaru